Dispendik Surabaya menyiapkan program kelas khusus bagi pelajar SD-SMP yang memiliki IQ di atas rata-rata, bernama “Free Extraordinary You” Rencana ini mendapat kritikan dari Isa Ansori, pemerhati pendidikan sekaligus anggota Dewan Pendidikan Jatim.
Menurut Isa, jika rencana tersebut diterapkan maka dunia pendidikan di Surabaya akan mengalami kemunduran.
“Kalau diciptakan kelas-kelas khusus apalagi dipilih dengan seleksi mereka yang ber IQ tinggi, maka pendidikan Surabaya akan menjadi sangat eksklusif. Itu akan membangun kasta-kasta baru di dalam pendidikan Surabaya,” tegasnya.
Dampak psikologis ataupun sosial dari adanya kelas tersebut, kata Isa, akan menjadikan siswa yang masuk kelas khusus menjadi jumawa (sombong) dan memandang rendah siswa yang tidak masuk kelas tersebut.
“Mereka jadi tidak mau bergaul dengan siswa yang tidak lolos kelas khusus,” imbuhnya.
Dikatakan Isa, hal yang mendesak untuk dilakukan Kota Surabaya saat ini adalah memetakan semua potensi anak-anak yang ada di sekolah. Kemudian mendorong guru yang ada di masing-masing sekolah itu untuk kemudian diajari bagaimana menggali, menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak yang belajar di situ.
“Setelah dipetakan potensinya, kemudian dibuat wadahnya. Misalnya ada Rumah Menyanyi, atau Rumah Memasak. Boleh saja Dinas (Dispendik Surabaya) mendatangkan Yohanes Surya (Fisikawan Indonesia), tapi datangkan juga Chef Juna atau orang-orang berkompeten lainnya,” tukasnya.
Isa menegaskan rencana adanya kelas khusus tersebut perlu dikaji ulang.
Menanggapi hal tersebut Tri Aji Nugroho Pelaksana Tugas Kepala Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Surabaya menjelaskan jika program dari Dinas Pendidikan bukan hanya itu saja, tetapi terbagi menjadi tiga, yaitu science teknologi, seni dan literasi, dan yang ketiga, adalah olahraga dan kepemimpinan
“Nah yang kami sampaikan dengan IQ tinggi tersebut adalah salah satu bagian dari program tersebut,” jelasnya.
Tri Aji lalu balik bertanya,” Kalau ada siswa merasa lebih dibanding siswa lain, karena memang kelebihan di situ. Masa tidak boleh? Kewajiban kami itu memfasilitasi, seperti anak-anak yang IQ nya di atas rata-rata ini, sama halnya dengan anak yang pintar main sepakbola, secara prinsip sama. Bedanya kelebihan mereka di sisi akademik,” tegas Tri Aji.
Kata Tri Aji, secara prinsip ini adalah program besar dari Dinas Pendidikan dari bagian pengembangan talenta siswa.
“Jadi bukan hanya sekedar ini, nanti juga ada olimpiade sience, penelitian, kewirausahaan, tari, musik dan sekarang yang sudah berjalan leadership dan bidang olahraga,” terangnya.
Soal program kelas khusus bertajuk “Free Extraordinary You” tersebut, yang akan dimulai pada November 2021. Saat ini, mulai melaksanakan tahapan seleksi kepada para pelajar Surabaya, yang diikuti ribuan peserta.
Soal pelaksanaan program ini, kata Aji sedang penyelesaian pendataan.“Jadi kami meminta ke pihak sekolah, mereka minatnya apa, dari minatnya akan kita kembangkan nanti, sebab kami ingin membentuk talenta talenta Surabaya berprestasi,” ujarnya.(man/ipg)