Meski penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan tren penurunan selama beberapa hari terakhir, namun tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di sembilan rumah sakit di Surabaya terpantau masih penuh.
Dikutip dari data KawalCOVID19 yang dipantau suarasurabaya.net, Rabu (28/7/2021), sejak penambahan kasus tertinggi pada 15 Juli lalu yakni sebanyak 56.757 kasus baru, angka pertambahan kasus secara keseluruhan di Indonesia terus melandai bahkan menunjukkan tren penurunan.
Pada 22 Juli lalu, dilaporkan ada 49.509 kasus baru. Angka ini terus menurun menjadi 49.071 pada 23 Juli, lalu 45.416 pada 24 Juli, lalu 25 Juli menjadi 38.679 kasus baru. Penurunan kasus harian berlanjut pada 26 Juli hingga 28.228 kasus baru meski angka tersebut kembali naik menjadi 45.203 pada 27 Juli kemarin.
Berdasarkan data yang diperoleh Suara Surabaya pada Rabu (28/7/2021) siang, meski mulai ada tren penurunan kasus dibanding beberapa minggu yang lalu, namun BOR di banyak rumah sakit di Surabaya masih penuh. Salah satunya di RS Royal Surabaya.
“Untuk BOR saat ini saat ini masih terisi penuh sekitar 70- 80 persen,” kata Dewa Nyoman Sutanaya Juru Bicara RS Royal Surabaya. Namun ia juga menambahkan, “penurunan yang dirasakan adalah dari jumlah antrean di IGD yang sudah tidak lagi sampai pasien harus menunggu di luar atau di mobil”.
Dewa mengaku, stok ketersediaan oksigen saat ini juga masih sulit. Sehingga pihaknya belum bisa menjamin ketersediaan oksigen karena stok dari distributor masih kosong.
Sama halnya dengan yang disampaikan oleh Abdul Rofid Fanany Direktur Utama PT PHC Surabaya. Ia mengatakan, BOR rawat inap untuk pasien Covid-19 di RS PHC Surabaya cenderung menurun, namun BOR ICU masih penuh.
“BOR Covid dalam minggu ini cenderung menurun dibanding satu bulan terakhir. Namun untuk (BOR) ICU masih penuh, hampir 100 persen terpakai. Kami menyiapkan tambahan 8 bed yang insyaallah Jumat besok 30 Juli sudah ready to use,” kata Abdul.
Hal yang sama juga disampaikan dr. Hermanto Wijaya., MARS Direktur RS Adi Husada Kapasari. “Kondisi IGD dan BOR RIK saat ini agak menurun dibandingkan 1-2 minggu yang lalu, akan tetapi penggunaan ruang ICU selalu penuh sehingga kami hari ini menambah 1 TT ICU dengan ventilator, total 3 TT ICU dengan ventilator untuk memenuhi kebutuhan pasien,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku jumlah ketersediaan oksigen di RS Adi Husada masih terpenuhi. Obat-obatan juga masih tersedia namun dengan jumlah yang terbatas.
Peningkatan pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen juga diakui dr. Bangun Trapsila Purwakan, Sp.OG(K), M.Kes. Direktur RS Islam Jemursari Surabaya. Bahkan, kebutuhan oksigen di RSI Jemursari saat ini meningkat tiga kali lipat dibanding sebelumnya.
Di sisi lain, beberapa obat khusus kosong, namun secara umum persediaan obat di RSI Jemursari masih tersedia meski BOR ICU saat ini masih terisi penuh.
“BOR pasien Covid hari ini secara keseluruhan adalah 82.06 persen, baik untuk ruang isolasi khusus maupun ruang isolasi biasa. Untuk ICU masih terisi penuh 100 persen,” ujar dr. Bangun.
Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan RS Darmo Surabaya, yang mana BOR di ruang isolasi Covid-19 maupun ICU saat ini masih penuh. Menurut dr. Veronika Soentiono, MARS Direktur Medis RS Darmo Surabaya, saat ini jumlah pasien Covid-19 baik yang rawat jalan maupun rawat inap masih banyak.
“Kurang tahu (kalau ada penurunan), karena di kami tetap penuh (BOR-nya),” kata dr. Veronika.
Tanda-tanda penurunan jumlah pasien Covid-19 juga belum dirasakan oleh pihak RS RKZ Surabaya.
“Saat ini BOR untuk kamar isolasi dan ICU Covid masih penuh seperti sebelumnya. Belum ada tanda-tanda penurunan,” kata dr. Sugiharto Tanto, MARS Direktur Utama RS Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya.
Sedangkan di RS Premier Surabaya, kesan penurunan pasien hanya terasa pada jumlah pasien rawat jalan. Sedangkan untuk BOR di UGD, ruangan ICU maupun ruang rawat inap Covid-19 masih penuh.
“Terus terang belum terlalu terasa lega untuk rawat inap, hanya untuk rawat jalan Covid,” kata dr. Hartono Tanto, MARS Direktur Utama RS Premier Surabaya.
Kondisi yang tak jauh berbeda juga dirasakan oleh dr. H. Moch. Hafidin Ilham, Sp. An Direktur RS Jiwa Menur Surabaya. Menurutnya, meski kondisi BOR ICU masih penuh, namun secara keseluruhan jumlah pasien Covid-19 yang berobat ke RS Menur sudah terjadi penurunan.
“Secara keseluruhan ada penurunan, namun di ICU (BOR) masih penuh,” kata dr. Ilham.
Begitu juga menurut dr. Akhmad Bakarman, MARS Direktur RS Al-Irsyad Surabaya yang mengatakan tren penurunan terlihat dari tingkat BOR IGD dan ruang isolasi.
Dokter Akhmad menduga, selain karena pengetatan mobilitas, penurunan pasien yang datang ke rumah sakit juga disebabkan banyaknya pasien Covid-19 yang memilih isolasi mandiri dan takut memeriksakan diri ke rumah sakit. Hal yang sama juga disampaikan oleh Dewa Nyoman Sutanaya Juru Bicara RS Royal Surabaya.
“Penyebab penurunan bisa jadi karena saat ini pasien-pasien dengan saturasi rendah bisa dirawat di rumah karena sudah banyak tempat yang menyediakan jual-sewa tabung oksigen, bahkan gratis,” ujarnya.(tin/ipg)