Jumat, 22 November 2024

Kapolrestabes Surabaya Ajak Pelajar Stop Tawuran dan Demonstrasi 

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Kombes Pol Johny Eddizon Isir Kapolrestabes Surabaya, mengingatkan bahaya tawuran dan demonstrasi di depan siswa SMP Negeri 1, Senin (19/4/2021) Foto : Manda suarasurabaya.net

Kombes Pol Johny Eddizon Isir Kapolrestabes Surabaya mengajar siswa SMP Negeri 1 Surabaya, Senin (19/4/2021). Pemberian materi yang dilakukan dengan cara tatap muka dan daring, diikuti oleh 25 siswa secara langsung dan diikuti 3.500 siswa SMP negeri dan swasta se-Surabaya secara virtual.

Kapolrestabes mengawali pembelajaran dengan mengingatkan tentang kesiapan siswa SMP untuk pembelajaran tatap muka di bulan Juli nanti untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Masuk ke materi pembelajaran, Ia menjelaskan tentang persatuan dan kesatuan Indonesia dengan keberagaman budayanya. “Saya tumbuh dalam keluarga egaliter, nenek saya muslim, tapi di keluarga juga ada Katolik. Kami tumbuh harmonis dalam perbedaan,” jelasnya.

Ia mengingatkan dengan banyaknya keberagaman semakin kuat tidak mudah terpecah belah bahkan perbedaan justru memperkuat dan memperkokoh fondasi kebangsaan. Tujuan dari penjelasan ini masuk ke pembahasan yang merujuk kepada situasi yang sering terjadi antar pelajar, yaitu tawuran dan demonstrasi. Ia mengungkapkan keprihatinannya karena banyaknya korban akibat tawuran.

“Tawuran dari tahun ke tahun selalu membawa korban, mulai dari luka ringan, hingga dirawat di rumah sakit bahkan sampai kehilangan nyawa. Tawuran itu tidak ada untungnya, karena kelompok satu ketemu kelompok lain tidak cocok langsung tawuran. Mestinya pelajar memikirkan bagaimana sedihnya orang tua yang melahirkan membesarkan tapi anaknya jadi korban tawuran,” jelasnya.

Soal tindakan hukum bagi pelaku tawuran, katanya pelajar yang tawuran dan membawa senjata tajam bisa dikenai ancaman hukuman pidana. “Semua akan ditindak tegas, tidak pandang latar belakang ekonomi orangtua,” katanya.

Soal hukuman tidak semua akan bermuara ke lapas, bisa juga hanya dibina berdasar perkembangan siswa. Ia juga menambahkan, agar pelajar tidak ikut-ikutan demonstrasi di jalanan tanpa tahu akar masalah sebenarnya. “Kemarin  ada pelajar ikut demo Omnibus Law, tapi pas ditanya tidak tahu soal apa itu,”ungkapnya prihatin.

Di akhir acara pemberian materi ini, Kapolrestabes mengajak para siswa SMP untuk mengisi waktu dengan aktifitas positif, misalnya dengan memaksimalkan gadget dengan membuat aplikasi yang bermanfaat.

“Siswa sekarang pasti punya gadget, jangan mau diperbudak teknologi, kita yang harus menguasai teknologi. Kalian bisa jadi technopreneur, pintar memanfaatkan teknologi yang tengah berkembang pesat dan menjadikan peluang usaha,” pungkasnya.(man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs