Fenomena bags atau kantong donor kosong di PMI Surabaya, seperti saat ini bukanlah yang pertama. Bahkan pernah sampai dua minggu stok kantong atau bags, kosong.
“Kosongnya kantong atau bags untuk donor plasma konvalesen saat ini memang bukan yang pertama. Beberapa waktu lalu stok kantong yang kosong bahkan pernah terjadi sampai sekitar 2 minggu. Baru kemudian terisi lagi,” kata dr. Martono Adi Kabag Humas dan Layanan PMI Surabaya, Selasa (2/2/2021).
Selain karena memang kebutuhan yang tinggi terkait makin banyaknya pendonor plasma konvalesen, kekosongan bags tersebut juga dikarenakan karakteristik peralatan untuk donor plasma Konvalesen itu sendiri yang memang tidak biasa.
Di unit transfusi darah (UTD) PMI Surabaya, terang Martono sampai hari ini ada 3 unit perangkat donor plasma Konvalesen yang dioperasionalkan. Dua diantara 3 perangkat tersebut merupakan produk keluaran industri yang sama. Sedangkan satu perangkat yang lain merek yang berbeda.
Ternyata dari dua merek atau keluaran industri yang berbeda, kebutuhan untuk bags atau kantong donor bagi masing-masing perangkat juga berbeda. “Kalau kantong nya kosong atau habis, maka tidak bisa memakai kantong lain jika merek perangkatnya tidak sama. Ini kan repot,” ujar Martono.
Karena itu harus menunggu kiriman dari industri perangkat itu yang ada di luar negeri. “Tentu saja tidak bisa langsung terlayani jika order dilakukan. Karena itu butuh waktu yang tidak cepat,” kata Martono.
Pernah diupayakan meminjam dari kantor PMI yang lainnya, tapi BItentu saja itu tidak menyelesaikan persoalan. “Karena di kantor PMI lainnya juga dibutuhkan. Akhirnya kami menunggu. Dan itu sampai sekitar 2 minggu kemudian terpenuhi, ” tambah Martono.
Dengan hanya satu perangkat saja, tegas Martono, layanan donor plasma Konvalesen tetap bisa dilaksanakan di kantor PMI Surabaya. “Skrining atau pemeriksaan awal bisa dilaksanakan di mana saja, tapi donor tetap dilakukan di UTD PMI Surabaya, ” pungkas Martono. (tok/iss/lim)