Kabupaten Sidoarjo menjadi satu-satunya daerah zona merah di Surabaya Raya (Sidoarjo, Surabaya dan Gresik) berdasarkan data peta zonasi risiko Covid-19 di situs resmi Satgas Covid-19, covid19.go.id, Kamis (19/8/2021). Meski begitu, drg. Syaf Satriawarman Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo berharap, daerahnya bisa berubah menjadi zona oranye pada minggu depan.
“Saya berharap minggu depan sudah bisa (zona) oranye, terutama (penurunan) untuk angka kematian, angka tracing testing dan BOR. Sebenarnya BOR kita sudah cukup baik dan sudah lama kecil. Untuk kematian baru tiga hari ini ada penurunan, semoga sesegera mungkin zona oranye,” kata dokter Syaf kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (20/8/2021).
Ia menambahkan, pihaknya juga terus bekerjasama dengan TNI/Polri untuk menggelar operasi yustisi dan memindahkan pasien-pasien isolasi mandiri ke shelter atau tempat isolasi terpadu (isoter).
Hanya saja, soal testing Pemkab Sidoarjo memang menghadapi beberapa kendala. Salah satunya Sidoarjo tidak lagi memiliki alat tes PCR sendiri sehingga harus mengandalkan Laboratorium di Surabaya. Selain memperlambat proses testing, hal itu akhirnya juga menghambat proses tracing di Sidoarjo.
“Saat data NAR tiba, kita kunjungi pasien, ternyata pasien sudah sembuh. Ada juga yang sudah meninggal. Ini yang kita klarifikasi karena data NAR bisa sampai dua minggu,” lanjutnya,
Sekadar diketahui, data New-all Record (NAR) adalah big data Kementerian Kesehatan dalam rangka mengurangi pemalsuan data terkait hasil vaksinasi dan tes Covid-19. Data NAR juga digunakan untuk keperluan tracing karena dapat mendeteksi alamat pasien.
Dokter Syaf mengatakan, saat ini tingkat testing dan tracing di Sidoarjo adalah 9,6 yang artinya, dalam satu orang terkonfirmasi positif Covid-19, tim satgas melakukan sudah melakukan tracing terhadap 9-10 orang.
“Kalau dari pusat, dari Kemenkes itu sampai 15. Tapi Pak Luhut bilang dikejar sampai 10 dulu, dan sekarang kita sudah 9,6,” tambahnya.
Hingga saat ini, prosentase vaksinasi di Sidoarjo mencapai 37 persen orang yang tervaksinasi dosis pertama, dan 18 persen di antaranya sudah mendapatkan dosis kita. Pemkab Sidoarjo menargetkan 1,8 juta warganya tersuntik vaksin pertama dan kedua atau sekitar 3,6 juta dosis. Namun yang baru tervaksin saat ini baru 850 ribu orang.
Sedangkan untuk tenaga kesehatan, drg Syah menegaskan saat ini capaian vaksinasi sudah 68-74 persen.
Ia juga menekankan bahwa Pemkab Sidoarjo tidak menyetok vaksin. Semua vaksin yang datang langsung didistribusikan ke masyarakat.
Dokter Syaf mencatat, untuk vaksinasi di GOR Delta Sidoarjo setiap harinya bisa memvaksin sebanyak 5 ribu orang per hari. Angka itu belum dari vaksinasi yang dilakukan oleh 26 puskesmas yang rata-rata mencapai 6-7 ribu per hari.
“Kalau dihitung-hitung Sidoarjo sehari bisa sampai 15 ribu karena ada tim kedua yang mengerjakan vaksinasi atau usulan-usulan dari OJK, pendidikan, Gubernur Khofifah yang IKA Unair tersebut dan sebagainya,” kata drg. Syaf.
Sebelumnya, dokter Syaf mengakui tim tracing yang saat ini digawangi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas belum terlalu optimal melakukan pelacakan dari pasien positif.
“Tapi sudah ada koordinasi lanjutan dipimpin langsung oleh Pak Bupati, sekarang ini tracing sudah lebih bagus, sehingga Insyaallah dalam waktu dekat ini Sidoarjo bisa oranye,” ujarnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (19/8/2021) malam.(tin/ipg)