Agus Setiawan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang mengungkapkan, banyak bantuan yang menumpuk di beberapa lokasi tapi penyalurannya lambat.
Seperti diketahui, pengungsi yang terdampak awan panas dan guguran (APG) Gunung Semeru tersebar di beberapa titik. Baik di balai desa, masjid, di rumah warga, ada juga yang mengungsi ke kota.
Penyebaran pengungsi itu, menurut Agus, menyulitkan pendataan dan pendistribusian bantuan. Sementara, dia mengatakan bahwa cukup banyak bantuan yang menumpuk di sejumlah lokasi saja.
“Perlu perbaikan penanganan bantuan. Evaluasi kemarin, bantuan makanan seperti nasi bungkus di beberapa balai desa menumpuk sampai basi. Tidak bisa disebar sampai malam karena bottleneck: bantuan mengalir terus tapi penyalurannya sangat lambat,” katanya.
Baca Juga: Bencana di Lumajang Bukan Erupsi, tapi Awan Panas Guguran Semeru
Pria yang juga Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lumajang itu menyampaikan hal ini dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net, Senin (6/12/2021).
Agus berharap ada perbaikan manajemen pengungsian agar pendataan membaik. Selain itu, ia juga berharap evakuasi korban meninggal maupun yang terluka harus dilakukan dengan lebih cepat.
Baca Juga: Korban Meninggal APG Semeru Bertambah Jadi 19 Orang
“Selanjutnya, tentunya penanganan pasca bencana seperti akses antara Lumajang dan malang. Tadi kami sudah sampaikan ke teman dari PU Bina Marga dan BNPB, mohon jembatan Perak dipikirkan dulu, diperbaiki. Karena rekan di Pronojiwo dan Tempursari tidak bisa akses ke Lumajang langsung,” katanya.
Sebelumnya Agus menyatakan, lebih dari 200 hektare lahan pertanian di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Lumajang, mengalami gagal panen.
Tidak hanya lahan pertanian seperti padi dan palawija, tanaman kebun yang ada di lereng, tanaman sengon, serta ternak milik warga juga turut terdampak APG Semeru.(den/iss/ipg)