Jumat, 22 November 2024

Jubir Kepresidenan: Setahun Kita Berkorban Bersama, Ekonomi Sudah Membaik, Jangan Sampai Semua Sia-Sia

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Fadjroel Rahman Jubir Kepresidenan. Foto: Antara

Fadjroel Rahman Juru Bicara Kepresidenan kepada Radio Suara Surabaya menyampaikan ucapan terima kasih Joko Widodo Presiden kepada masyarakat Jawa Timur yang telah mematuhi kebijakan pemerintah mengenai larangan mudik. Kepatuhan masyarakat itu, kata dia, menjadi upaya keselamatan bersama.

“Terima kasih dari presiden untuk masyarakat Jatim yang tidak mudik lebaran. Sudah setahun lebih kita bersama sama berkorban, menjaga diri kita agar rantai Covid-19 menjadi putus. Sudah ada buktinya. Pertumbuhan ekonomi kita 2021 ini membaik dan mulai positif. Jangan sampai usaha ini sia-sia lagi karena lebaran. Jangan sampai kesehatan jadi berantakan,” katanya, Sabtu (7/5/2021).

Fadjroel meminta masyarakat menyadari itu. Pemerintah mengeluarkan kebijakan atau aturan larangan mudik itu dengan lebih dulu menerapkannya kepada para pejabat pemerintah. Menurutnya, semua pejabat negara tidak ada yang boleh dan akan mudik lebaran. Mereka juga dilarang buka puasa bersama atau menggelar open house.

“Pengorbanan bersama ini sudah diberi contoh oleh Pak Joko Widodo dan keluarga. Ini supaya bisa diterima dengan lapang dada. Saya tadinya juga mau pulang ke Banjarmasin. Sudah pesan tiket. Akhirnya saya batalkan,” kata Fadjroel.

Dia mengingatkan masyarakat, meskipun larangan mudik ini hanya sampai 17 Mei mendatang, pada 18 Mei itu ada pengetatan pasca mudik lebaran. Setiap masyarakat yang hendak melakukan perjalanan harus mengikuti protokol kesehatan sangat ketat. Salah satunya bisa menunjukkan hasil negatif rapid test antigen.

“Kita harus berhati hati. Tentu saja (tetap) tidak ada halal bihalal. Sebenarnya ribuan kendaraan yang disuruh putar bali itu tindakan terakhir polisi. Harapannya ada kesadaran setiap orang untuk menjaga diri sendiri, keluarga kita, istri kita. Sadar bahwa virus ini dibawa oleh manusia dan bisa berbahaya untuk orang tua kita,” ujarnya.

Sekali lagi dia mengingatkan masyarakat menahan hasratnya untuk mudik pada lebaran kali ini. Kalau mudik tetap terjadi dilanjutkan dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19, dia mengingatkan, itu akan berdampak pada perekonomian di Indonesia. Ekonomi di Indonesia bisa kembali terpuruk bila gelombang baru penularan Covid-19 terjadi.

“Di Maluku, di Papua, ekonomi tumbuh 8 persen. Sulawesi tumbuh 2 persen. Bali dan NTT yang agak berat. Jawa juga masih minus 2 persen. Intinya, kalau ekonomi kita tidak tumbuh, orang tidak mendapatkan pendapatan yang cukup. Ini tentu (akan menjadikan masyarakt) tidak bisa menjaga imunitas,” ujarnya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs