Sabtu, 23 November 2024

Jokowi: ASEAN-AS Fokus Stabilitas Kawasan, Pemulihan Ekonomi Pascapandemi, dan Kesehatan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, pagi hari ini, Rabu (27/10/2021), menyampaikan tiga harapan besar dalam hubungan ASEAN dengan Amerika Serikat (AS).

Harapan itu terungkap dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 ASEAN-AS, secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat.

Harapan pertama yang disampaikan Jokowi, hubungan ASEAN-AS harus bisa memperkuat stabilitas dan perdamaian di kawasan.

Menurut Presiden Indonesia, penghormatan terhadap hukum internasional, Treaty of Amity and Cooperation, serta perangkat norma dan hukum lain menjadi kunci.

“Kami ingin terus melihat kawasan damai dan stabil. Saya yakin, tidak akan ada perdamaian dan stabilitas di Asia tanpa peran dari ASEAN,” ujarnya.

Dalam konteks itu, kerja sama konkret untuk mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AIOP) secara terbuka dan inklusif menjadi sangat penting.

Kerja sama konkret otomatis akan membangun kepercayaan yang tinggi, dan dengan sendirinya menopang stabilitas serta perdamaian.

ASEAN, lanjut Jokowi, berharap AS bisa menjadi salah satu mitra utama dalam mengimplementasikan empat prioritas kerjasama AIOP yaitu maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama perdagangan investasi.

Harapan kedua, kemitraan ASEAN-AS harus jadi pilar penting pemulihan ekonomi pascapandemi. Menurut Presiden, isu rantai pasok yang tidak terdiversifikasi memperparah disrupsi pada waktu dunia menghadapi krisis.

Ke depan, ASEAN siap menjadi bagian penting dari rantai pasok perdagangan dunia. Integrasi ekonomi jelas menjadi kekuatan bagi ASEAN untuk menjadi bagian rantai pasok dunia.

Di samping itu, kemitraan di bidang ekonomi hijau dan berkelanjutan harus menjadi prioritas dalam kemitraan ASEAN-AS, termasuk di bidang transformasi teknologi dan energi.

Menjelang COP26 di Glasgow, debat mengenai peningkatan komitmen tiap negara sangat mengemuka. Presiden memandang, debat itu penting untuk diletakkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

“Debat ini juga harus ditopang dengan komitmen kerja sama bagi pemenuhan komitmen. Dengan demikian, kita dapat menggunakan energi kita untuk menangani isu perubahan iklim secara bersama dan tidak membuang energi untuk saling menyalahkan,” paparnya.

Harapan ketiga, penguatan kerja sama kesehatan. Menurut Jokowi, pandemi menyadarkan pentingnya investasi di bidang kesehatan.

Dan, pembangunan ketahanan kesehatan nasional akan menjadi modal dasar ketahanan kesehatan global.

“Rantai pasok produksi obat-obatan, vaksin, alat-alat kesehatan harus didiversifikasi, termasuk ke kawasan Asia Tenggara,” ucap Presiden.

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan ASEAN tengah membangun sebuah arsitektur kesehatan baru. ASEAN mengharapkan AS akan menjadi salah satu mitra utama pembangunan ketahanan kesehatan ASEAN.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi atas dukungan vaksin AS kepada negara-negara ASEAN yang jumlahnya lebih dari 30 juta. Upaya mencapai kesetaraan akses vaksin bagi semua negara akan menjadi kunci kecepatan dunia keluar dari pandemi,” tandasnya.

Sekadar diketahui, Indonesia sekarang berperan sebagai koordinator kerja sama ASEAN-AS. Joko Widodo Presiden RI dapat kesempatan bicara pertama untuk menyampaikan ringkasan dari Pernyataan Bersama ASEAN.(rid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs