Beberapa kegiatan atau ritual digelar menjelang pelaksanaan Imlek tahun ini. Salah satunya upacara membersihkan patung dewa. Namun karena pandemi Covid-19, upacara pembersihan patung dewa terpaksa tidak melibatkan umat.
“Padahal biasanya kegiatan ini selalu melibatkan umat sebagai satu diantara bentuk rasa syukur pada para dewa. Tahun ini karena masih pandemi, terpaksa umat tidak dilibatkan,” terang Akiong pengurus klenteng Hong San Ko Tee di Surabaya, Kamis (21/1/2021).
Ritual membersihkan patung dewa yang ada di dalam klenteng, lanjut Akiong, biasanya selalu melibatkan umat. Karena satu alasannya adalah jumlah patung yang cukup banyak. Selain sekaligus sarana mengucapkan syukur.
“Jumlah patung dewa di dalam klenteng memang cukup banyak. Dengan berbagai ukuran, dan bentuknya, semua harus dibersihkan sebelum memasuki persembahyangan Imlek. Kalau umat tidak dilibatkan artinya hanya pengurus dan penjaga klenteng saja yang mengerjakan,” kata Akiong.
Biasanya, pembersihan patung menggunakan air kembang, satu per satu patung dewa yang jumlahnya sekitar seribuan itu dibersihkan bersama-bersama oleh umat dan pengurus klenteng.
“Ketetapan PPKM yang melarang kerumunan harus dipatuhi. Karena tidak ada yang menjamin kalau pas membersihkan patung itu terus umat berkerumun. Berisiko juga kan? Karena itu dengan sangat berat hati kami melarang umat hadir,” tegas Akiong.
Rencananya ritual membersihkan patung dewa dilaksanakan sekitar sepekan sebelum pelaksanaan persembahyangan Imlek pada tanggal 11 Pebruari 2021 malam.
Bahkan Akiong mengingatkan, jika nanti pada malam persembahyangan menjelang pergantian tahun Imlek umat yang datang melebihi kapasitas atau ketentuan seperti pada aturan PPKM, pihaknya segera menutup klenteng.
“Daripada nanti malah jadi klaster baru. Mending ditutup saja dulu sementara. Yang pasti, kami tidak melarang umat bersembahyang saat malam menjelang pergantian tahun Imlek, tapi dibatasi,” pungkas Akiong. (tok/tin/ipg)