Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menyatakan, Vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih banyak manfaatnya untuk menangkal Virus Corona ketimbang efek sampingnya.
Kesimpulan itu berdasarkan hasil penelitian WHO-Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVs) dan The European Medicines Agency (EMA).
Sri Rezeki Hadinegoro Ketua ITAGI mengatakan, efek samping yang dilaporkan di sejumlah negara Eropa berupa gangguan pembekuan darah tidak ditemukan pada uji klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Menurutnya, tidak ada bukti kaitan langsung antara pembekuan darah yang dialami seseorang sesudah mendapat suntikan Vaksin AstraZeneca.
“Vaksin Covid-19 AstraZeneca mempunyai lebih banyak manfaat daripada efek samping. Gangguan pembekuan darah tidak ditemukan pada uji klinis Vaksin AstraZeneca. Dan, tidak terdapat bukti kejadian tersebut berhubungan dengan batch produksi tertentu,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Gangguan pembekuan darah, lanjut Profesor Sri Rezeki, merupakan kejadian yang sangat jarang disebabkan vaksinasi.
Terkait adanya kasus efek samping yang dialami warga di Indonesia, kejadian itu akan dipantau secara berkala untuk mendapatkan kesimpulan kausalitas.
Lebih lanjut, Sri Rezeki menyebut perlunya penguatan surveilans keamanan vaksin Covid-19 Platform Non-replicating Viral Vector AstraZeneca untuk memantau serious adverse event (SAE) mau pun adverse event special interest (AESI).
Vaksin Covid-19 AstraZeneca, kata Sri Rezeki, bisa diberikan kepada orang berusia di atas 18 tahun.
Merujuk izin penggunaan darurat hasil perbaikan, interval pemberian suntikan dosis pertama dengan kedua antara 4 sampai 8 pekan, atau 8 sampai 12 pekan.
Tapi, untuk pelaksanaan di lapangan, ITAGI menilai lebih tepat dengan interval 8 pekan.
Kemudian, ITAGI mengingatkan pemberian Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk lansia harus sangat hati-hati terutama lansia yang punya penyakit penyerta (komorbid), dengan memperhatikan penafisan kriteria kerentaan.(rid/iss/ipg)