Sejumlah pendengar Radio Suara Surabaya melaporkan, listrik di Rumah Sakit Lapangan Tembak, Kedung Cowek, Surabaya padam beberapa kali dan sempat dalam durasi yang cukup lama, Senin (19/7/2021) malam.
Moh Ridwan salah satu pengakses Suara Surabaya Media pada Senin malam pukul 22.54 WIB melaporkan, listrik di RS Darurat Lapangan Tembak itu padam selama kurang lebih dua jam.
“Mohon ditolong RS Darurat Lapangan Tembak listrik mati hampir 2 jam. Tolong PLN dan yang merasa punya genset, kasihan pasiennya. Pak Wali Kota tolong,” ujarnya melalui aplikasi Suara Surabaya Mobile.
Aryo pengakses lainnya mengirimkan tangkapan layar pesan WhatsApp dengan ibunya yang sedang menjalani perawatan di RS Darurat Lapangan Tembak, yang juga menyatakan hal senada.
Dalam pesan itu ibunya menyampaikan situasi yang terjadi di RS Lapangan Tembak sejak Senin sore, yang mana listrik sempat padam menyala berkali-kali. Bahkan sempat lebih dari dua jam.
Tidak hanya di ruangan tertentu saja, ibu Aryo menegaskan bahwa listrik di ruang perawatan pasien di rumah sakit darurat itu juga turut padam.
Menurut Ibunya, para pasien sempat diminta berdoa menurut kepercayaan masing-masing, karena petugas tidak bisa menjamin listrik tidak kembali padam. Petugas menyatakan, kapasitas listriknya tidak kuat menanggung beban.
Febria Rachmanita Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengakui, ada beberapa titik di RS Darurat Lapangan Tembak yang listriknya sempat padam sebentar tapi langsung menyala lagi.
Alasannya, karena Senin kemarin, di tengah ketersediaan oksigen yang menipis, ada puluhan pasien Covid-19 di rumah sakit itu yang tingkat saturasi oksigennya sudah cukup rendah di bawah 80 persen.
“Mohon maaf, kemarin oksigen menipis. Makanya kami pasang alat oksigen konsentrator untuk 90 pasien. Kami berupaya menyelamatkan pasien,” ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada Suara Surabaya Media, Selasa (20/7/2021).
Kadinkes Surabaya yang akrab disapa Feni itu menjelaskan, saat ini RS Darurat Indrapura merawat setidaknya 180 pasien dengan saturasi rata-rata di bawah 80 persen, yang sempat ditolak RS lain.
Oksigen konsentrator yang dalam pengoperasiannya memang membutuhkan daya listrik yang cukup besar itulah yang menurutnya menyebabkan listrik padam di beberapa titik rumah sakit.
“Memang ada beberapa titik mati sebentar langsung menyala karena ada genset,” ujarnya. “Mohon maaf atas keterbatasan kami.”
Ferry Adhitya Putra Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Wilayah Kenjeran membenarkan, pihaknya mendapat informasi bahwa listrik di RS Darurat Lapangan Tembak, Kedung Cowek, memang padam beberapa kali. Dia sudah menugaskan satu regu untuk mengawal pasokan listrik di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan informasi dan pengamatan dari regu yang dikirim ke rumah sakit itu, Ferry mengatakan, memang ada kendala instalasi internal untuk pelanggan rumah sakit. ULP Kenjeran, melalui regu yang ditugaskan sudah berupaya mengarahkan. Tapi dia menegaskan, kendala bukan dari pasokan listrik PLN.
“Laporan di lapangan, untuk listrik di sana (wilayah Kenjeran) lancar. Petugas sudah koordinasi dengan teknisi RS Darurat Lapangan Tembak. Memang terjadi lonjakan beban, yang mana memang Lapangan Tembak itu sendiri didesain untuk olahraga, dan menurut teknisinya, beban alat-alat kesehatan itu di atas (melebihi) desain instalasinya,” ujarnya.
PLN, kata Ferry, akan terus mengawal dan membantu RS Darurat Lapangan Tembak yakni dengan cara terus melakukan koordinasi dan berupaya melakukan penyelesaian masalah (troubleshooting) atas berbagai kendala yang muncul berkaitan dengan kelistrikan di sana.
“Secara keseluruhan, sebenarnya kebutuhan daya masih di bawah rata-rata, masih di bawah 30 persen dari total 550 kVa yang ada di sana. Cuman memang ada salah satu ruangan yang menurut teknisi overload. Jadi dari PLN 550 kVa ini hanya terpakai 30 persen, mungkin gangguan instalasinya ada di salah satu jurusan saja,” ujarnya.
PLN, kata Ferry, berkomitmen untuk mengawal keandalan listrik yang dibutuhkan RS Darurat Lapangan Tembak, juga rumah sakit rujukan lain di Surabaya yang saat ini sedang menangani lonjakan pasien Covid-19.(den)