Sabtu, 23 November 2024

Ini yang Dilakukan Dalang Agar Pertunjukkan Wayang Lebih Mudah Diterima Penonton

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Pagelaran wayang kulit oleh Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA di ruang serba guna KBRI Sofia. Foto: Facebook KBRI Sofia

Terkadang dalang menambahkan tokoh-tokoh yang tidak ada di naskah wayang klasik. Sukimin, budayawan asal Klaten yang dikenal dengan nama panggung Mimin mengatakan, hal ini dilakukan agar pertunjukkan wayang mudah diterima penonton.

“Biasanya dalang memunculkan tokoh-tokoh baru ini di goro-goro atau limbukan,” katanya kepada Radio Suara Surabaya di Hari Wayang Nasional, Minggu (7/11/2021).

Goro-goro adalah salah satu episode dalam pementasan wayang kulit dalam tradisi budaya Jawa. Garo-goro ditandai situasi yang kacau atau serba kontradiksi.

Menurut Mimin, penonton wayang berbeda dengan penikmat wayang.

“Penikmat wayang itu model apa pun suka, menikmati wayangnya. Beda dengan penonton. Ada yang tujuannya menonton campursari atau bintang tamu. Masyarakat Indonesia masih jadi penonton wayang. Para penikmat hanya yang idealis, hanya sekian persen,” ujarnya.

Sebagai pelaku dan penikmat seni, Mimin mengaku bangga karena wayang telah diakui dunia, meski dua tahun terakhir ini pertunjukan hanya dilakukan lewat live streaming via YouTube.

“Wayang kulit itu identik dengan acara kolosal karena melibatkan banyak talent seperti dalang, sinden, wiyogo atau pemain gamelan, pembuat naskah, kalau wayang kontemporer ada pemain organ tunggal,” tuturnya.

Seni wayang semakin mendunia sesudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Penetapan itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap wayang Indonesia.

UNESCO memasukan Wayang ke dalam daftar Budaya Takbenda Warisan Manusia atau Intangible Cultural Heritage of Humanity.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs