Jumat, 22 November 2024

IDI Menyebut Mutasi Covid-19 Bisa Bagus dan Cepat Menular Jika Berada di Pasien HIV dan Kanker

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi, varian Omicron. Foto: Reuters

Zubairi Djoerban ketua satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan, semua virus itu berevolusi untuk mempertahankan diri dan melakukan mutasi yang kemudian terjadi varian-varian baru.

Kata Zubairi, sebagian besar varian tidak ada dampaknya namun sebagian lagi mempunyai dampak yang lebih serius bisa menyebabkan penularan yang lebih tinggi dan juga menyebabkan sakit yang lebih berat.

Tentang varian Omicron atau B.1.1.529 ini, kata dia, mulai tanggal 26 November 2021 Inggris menerbitkan daftar merah untuk Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Zimbabwe dan Namibia. Varian Omicron ini asalnya dari sana, namun ternyata ada banyak kajian yang sudah dimulai dari bulan Februari 2021. Beberapa teori dan didukung oleh laboratorium itu menunjukkan bahwa penyebab Covid-19 atau Sars Cov-2 ini bisa mutasi lebih nyaman.

“Kalau untuk pasien kanker dan HIV itu virus Covid-19 ini kemudian lebih tahan lama, dikarenakan lebih lama di tubuh orang kemudian bisa mutasi lebih bagus. Jadi mutasi ini sering kali dikatakan lebih mudah menular,” ujar Zubairi dalam dialektika demokrasi di gedung DPR dengan tema “Antisipasi Varian Omicron Jelang Nataru”, Kamis (2/12/2021).

Jadi, lanjut Zubairi, teorinya itu semua virus berevolusi sepanjang waktu karena ingin tetap hidup. Ketika virus bereplikasi kemudian ada perubahan sedikit dan perubahan sedikit ini namanya mutasi.

“Kalau ada mutasi satu atau lebih baru dinamakan varian jadi tergantung pada lokasi mutasi. Materi genetik bisa menyatakan lebih mudah menular dan lebih menyebabkan penyakit lebih berat,” jelasnya.

Menurut Zubairi, mutasi penyebab virus Covid-19 ini terjadi ditubuh manusia, namun tubuh manusia yang antara lain ada pada pasien kanker dan pasien HIV.

Dia menegaskan, mutasi menjadi varian Omicron ini, para ahli sebagian besar sepakat untuk berteori terjadi pada orang dengan HIV di Afrika selatan. Untuk diketahui Afrika Selatan itu termasuk satu di antara negara di dunia yang jumlah kasus HIV nya paling banyak.

Karena, kata Zubairi, varian Omicron bermula ditemukan di Botswana dimana Botswana ini banyak sekali pasien HIV nya. Kemudian diperiksanya di Afrika Selatan dimana ada labolatorium yang canggih dan ternyata hampir semua provinsi di Afrika Selatan sudah terkena varian baru ini.

“Jadi teori ini sudah ada pada 8 Februari 2021 bahwa mutasi virus Covid-19 yang disebut Sars Cov-2 ini teorinya banyak terjadi pada pasien kanker dan pasien HIV,” ungkapnya.

Zubairi menegaskan, dalam rangka mencegah varian baru ini supaya tidak masuk ke Indonesia adalah dengan menghentikan penularan dengan memakai masker, jaga jarak dan menghindari kerumunan. Kemudian menjaga ventilasi ruangan itu menjadi hal yang sangat penting dan mempercepat vaksinasi.

“Vaksinasi kita sudah lumayan bagus dan menambah produksi vaksin, jadi petemuan saat ini dengan temen temen media sangat penting untuk edukasi dan redukasi ke masyarakat agar masyarakat semakin paham dan semakin cepat-cepat ingin vaksinasi. Jadi intinya segera vaksin walaupun ada varian baru dengan vaksin yang ada di dekat anda,” pungkas Zubairi.(faz/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs