Laksda TNI (Purn) Frans Wuwung mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala 402 memastikan bahwa hilangnya kontak kapal selam buatan Jerman tersebut bukan karena usia yang sudah tua.
“Kapal selam yang umurnya memang sudah lebih dari 25 tahun ini dengan perawatan yang telah dilakukan, kondisinya masih layak. Jadi saya tidak setuju kalau dibilang karena usia, kemudian mengalami gangguan fatal. Tidak benar itu, ” tegas Frans saat ditemui suarasurabaya.net, Jumat (23/4/2021).
Sebagai mantan pengawak sejumlah kapal selam Indonesia, mulai dari kapal selam Pasopati, Cakra hingga Nanggala, Frah mengaku pernah merasakan kondisi atau situasi genting saat bertugas di dalam sebuah kapal selam. Karena itu, ia berharap agar upaya keras yang telah dilakukan TNI dalam rangka pencarian Nanggala 402 segera mendapatkan titik terang.
Hilangnya kontak kapal selam Nanggala 402 pada Rabu (21/4/2021) menyisakan duka bagi keluarga pengawak satu di antara alutsista kebanggaan Republik Indonesia tersebut.
“Tetap berdoa untuk keselamatan Nanggala 402 beserta seluruh awak kapal di dalamnya. Tentu ini juga duka mendalam bagi keluarga dan segenap jajaran TNI AL,” ujarnya.
“Mudah-mudahan titik terang segera ditemukan. Kami juga berharap empati masyarakat, dan media kepada segenap keluarga awak kapal Nanggala 402,” pungkas Frans yang juga pernah menempuh pendidikan khusus kapal selam itu.
Hingga Jumat (23/4/2021) sore TNI Angkatan Laut mengerahkan 14 KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) ke perairan utara Pulau Bali untuk mencari KRI Nanggala 402 yang hilang kontak.
Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) pada Radio Suara Surabaya mengatakan, selain itu, kapal bantuan dari Malaysia, Singapura, Australia, Kepolisian, dan Basarnas juga ikut mencari tanda-tanda keberadaan KRI Nanggala.
Pencarian akan dilakukan menggunakan sonar karena letak KRI Nanggala masih tersembunyi. Metode side scan sonar (SSS) adalah sistem peralatan survei kelautan yang menggunakan teknologi akustik.
Sebelumnya, KRI Nanggala melaksanakan penyelaman pada Rabu (21/4/2021) pukul 03.45 WITA. Pada pukul 04.00 WITA melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 dan bukan rudal. Itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.(tok/ipg)