Jumat, 22 November 2024

Fotografer Media Tetap Berjibaku, Karena Masyarakat Butuh Informasi Soal Pandemi Covid-19

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Hasil jepretan Ali Masduki fotografer Sindonews tentang pemulasaraan. Foto: Ali Masduki for suarasurabaya.net

Dalam hitungan detik, lensa kamera Ali mengarah pada aktivitas pemulasaraan jenazah Covid-19 yang sedang berlangsung di dekatnya. Keluarga jenazah yang beberapa diantaranya juga mengabadikan proses pemulasaraan kerabatnya itu, membalas anggukan kepala Ali yang mengisyaratkan minta izin untuk memotret.

Beberapa jepretan sudah diperoleh Ali. Masih di sekitar lokasi pemulasaraan jenazah Covid-19 di kompleks pemakaman Keputih, Surabaya, Ali kemudian memilih tempat agak menjauh dari tempat pemulasaraan itu. Mengeluarkan laptop dan mulai memilih foto untuk segera dikirimkan ke kantor medianya di Jakarta.

“Aku nunggu sejak pagi. Baru dapet moment dan izinnya, menjelang maghrib. Eksekuso motretnya sebentar, izin dan menunggunya yang agak lama. tadi sempat ngintip-ngintip dari balik tempat pemulasaraan, tapi tidak diizinkan petugas. Tadi ada keluarga yang juga motret, saat kerabatnya dipulasarakan. Langsung ikutan motret,” cerita Ali Masduki wartawan foto Sindonews, Jakarta, Senin (26/7/2021).

Berjarak tidak sampai satu meter, Ali mengabadikan momen langka sekaligus momen-momen terakhir bagi keluarga jenazah Covid-19 itu. Sebelumnya, Ali juga pernah memotret di beberapa rumah sakit di Kota Surabaya ini terkait dengan pengobatan bagi orang terpapar Covid-19. Sejak awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia termasuk di Kota Surabaya, Ali sudah memotret sejumlah aktivitas yang dilakukan masyarakat dan tim medis sehubungan dengan Covid-19.

“Orang sakit, rumah sakit, pemakaman, vaksinasi, PSBB, sampai PPKM, apa lagi yaa. Mulai awal pandemi Covid-19 laah. Karena tugas juga. Kalau takut, yaa takut. Tapi terus gimana, lha wong memang tugasnya memotret. Pas motret pemulasaraan jenazah Covid-19 itu, karena memang belum pernah motret peristiwanya,” tambah Ali.

Saat mendengar bahwa banyak rekan sesama wartawan khususnya wartawan foto yang akhirnya juga terpapar Covid-19, dan beberapa di antaranya meninggal dunia, Ali mengaku sempat deg-degan juga. “Bismillah pokoknya. Di rumah ada keluarga juga, protokol kesehatan ketat. Pulang dari luar rumah, mandi ganti pakaian, baru ketemu keluarga. Tetap harus motret. Karena tugas dan masyarakat harus diberi informasi,” ujar Ali sambil tergelak.

Tidak jauh berbeda, juga dilakukan Juni Kriswanto wartawan foto kantor berita Prancis, AFP. Memotret pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Kota Surabaya. Juni mengabadikan bagaimana kondisi pasien Covid-19 yang sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Izin dari rumah sakit dan kerabat pasien sudah dikantongi, tinggal eksekusi.

“Bukan penugasan langsung dari kantor. Karena di Surabaya saat itu jumlah korban Covid-19 terus meningkat, saya coba cari informasi tentang rumah sakit dan bagaimana perawatan pasien Covid-19. Pihak kantor ternyata setuju dengan reportase saya. Izin dari rumah sakit, juga dari keluarga wajib saya lakukan, sebelum melakukan pemotretan,” papar Juni, Senin (26/7/2021).

Sesuai jadwal, Juni mendatangi rumah sakit dan bertemu dokter untuk melakukan pemotretan. Keharusan mengenakan Alat Perlindungan Diri (APD) saat berada di rumah sakit, khususnya pada lokasi perawatan pasien Covid-19 juga dilakukan Juni. Dan didampingi dokter yang bertugas, Juni melaksanakan pemotretan pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan di ruangan khusus. Sesekali Juni mendekati pasien Covid-19 yang bisa diajak ngobrol, untuk sekadar menyapa dan menanyakan kondisinya.

Sesekali juga Juni bertanya pada dokter jaga, menyoal kondisi para pasien Covid-19 dan para tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan perawatan Covid-19 tersebut. “Penting bagi kita saat memotret juga berinteraksi dengan obyek yang kita foto. Ngobrol saja, supaya suasananya cair. Kalau suasana cair, akrab, memotret dan yang dipoto jadi tenang. Saat itu, saya juga ngobrol dengan beberapa pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan,” terang Juni.

Bukan berarti sok-sokan berani atau tidak takut, Juni melaksanakan tugasnya juga didasari sebagai bagian dari kewajibannya menyampaikan informasi kepada masyarakat luas melalui karya-karya fotonya. “Kalau ditanya takut atau tidak, ya ada juga rasa takut itu. Khawatir. Tapi ini juga bagian dari tugas sebagai wartawan foto kan?” ujar Juni dengan tersenyum.

Menurut Suryanto Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya, hingga saat ini masih banyak kawan-kawan wartawan foto yang tetap bekerja dan menghasilkan karya foto tentang Covid-19 di Surabaya. Mulai dari orang yang terpapar, kondisi di rumah sakit, pemakaman korban Covid-19, pemulasaraan jenazah Covid-19, vaksinasi, termasuk pelaksanaan PPKM. Sejak pandemi Covid-19 terjadi, aktivitas para wartawan foto di Surabaya sepertinya tidak berhenti.

“Beberapa kawan wartawan foto memang meninggal selama pandemi Covid-19 ini. Beberapa diantara kawan-kawan itu ada yang terpapar Covid-19 dan kemudian meninggal. Kami tetap saling mengingatkan, agar tetap waspada, tetap protokol kesehatan. Karena memang menjadi dekat dengan situasi-situasi rawan itu bagian dari tugas wartawan foto. Kami saling support dan saling mengingatkan,” tegas Suryanto.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs