Jumat, 22 November 2024

Final KMHE 2021, Rektor Unesa Dorong Inovasi Teknologi Jadi Produk Unggulan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Salah satu peserta di final KMHE 2021. Foto: Humas Unesa

Final Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2021 resmi dibuka oleh perwakilan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Rektor Unesa sebagai tuan rumah, dan Ketua Panitia di Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), Pakal, Surabaya pada Selasa (16/11/2021).

Di tahapan final tersebut, sebanyak 24 tim dari berbagai perguruan tinggi akan beradu inovasi mobil hemat energi selama empat hari ke depan yaitu hingga Jumat, 19 November 2021.

Dalam babak final itu, ada dua kategori yang dilombakan yaitu kategori prototype dan kategori urban. Masing-masing kategori terbagi ke dalam empat kelas.

Ada kelas mesin pembakaran dalam gasoline, kelas mesin pembakaran dalam diesel, kelas mesin pembakaran dalam etanol dan kelas mobil listrik. Sebanyak 24 tim itu akan memperebutkan juara di masing-masing kelasnya.

Dr. Agus Hariyanto, M.Kes., Ketua Panitia Kegiatan, menyatakan bahwa KMHE merupakan wadah yang tepat untuk memantik imajinasi mahasiswa bidang teknik dalam menghadirkan berbagai inovasi mobil hemat energi.

Menurutnya, permasalahan energi cukup vital saat ini, karena itu perlu banyak terobosan dan anak-anak muda maupun mahasiswa harus mengambil bagian dalam menjawab permasalahan energi itu secara inovatif.

Adapun ajakan, inovasi dan apresiasi yang dihadirkan oleh Unesa dalam perhelatan tersebut kepada karya para mahasiswanya.

Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada kesempatan itu mengapresiasi atas terselenggaranya acara tersebut dan atas kepercayaan pemerintah pusat terhadap Unesa sebagai tuan rumah.

KMHE yang diadakan secara rutin tersebut selama beberapa tahun terakhir itu sangat efektif dalam menghadirkan inovasi sebagai solusi persoalan energi di dalam maupun luar negeri.

Dia mengusulkan, mobil hemat energi hasil karya mahasiswa dari berbagai daerah itu, tidak hanya dikonteskan ditentukan juara lalu selesai. Namun, juga perlu ditindaklanjuti ke tahap inovasi yang sebenarnya atau karya mahasiswa itu diwujudkan dalam bentuk produk mobil hemat energi.

Dari hasil lomba itu misalnya, tim antar kampus bisa berkolaborasi untuk menyempurnakan karya-karya tersebut. Kemudian bisa juga, inovasi antar tim kemudian dikombinasikan dengan karya tim lain.

“Antar tim jangan bertolak punggung, saatnya kolaborasi, mana yang perlu dikerjasamakan, dengan siapa lalu dikembangkan, itu bagian dari esensi MBKM,” katanya.

Selain itu, dia juga menyoroti pentingnya mengembangkan kontes inovasi mobil dari yang hanya berbasis hemat energi ke kontes hemat energi dan ramah lingkungan. Sudah saatnya, anak-anak muda mengambil bagian dalam menjawab isu-isu krusial dan global seperti energi dan lingkungan.

Setelah itu dilakukan, dia mengajak pemerintah dan industri untuk melirik dan mewadahi karya-karya mahasiswa tersebut sehingga nantinya bisa dikembangkan dan dilanjutkan ke implementasinya dalam bentuk produk unggulan dalam negeri.

“Pemerintah, kampus, stakeholder harus mendorong anak-anak muda berkarya dan mewadahinya,” tandasnya.

Jika ada produk atau karya anak bangsa perlu didukung dan diapresiasi.

Belajar dari pengalamannya kunjungan ke Jerman, ternyata, karya-karya mahasiswa di sana tidak berakhir pada penentuan juara atau gudang-gudang kampus, tetapi ada yang mewadahinya lebih lanjut, pemerintah, kampus dan industri mengambil bagian di dalamnya.

Untuk para mahasiswanya yang mengikuti final KMHE tersebut, ia menjanjikan untuk meringankan tugas akhirnya. Karena, untuk merancang mobil tersebut, butuh waktu, studi dan kerangka berpikir serta metode yang itu tidak semua mahasiswa bisa melakukannya.

Karena itu sebagai bentuk apresiasi dan memotivasi, pihaknya juga menjanjikan beasiswa juga untuk tim yang berprestasi di tingkat nasional.

Sementara itu, Rizal Alfian, M.A., Perwakilan Puspresnas, Koordinator Pokja Dikti dalam sambutannya mengatakan bahwa lewat KMHE yang diselenggarakan Perpusnas itu, pemerintah ingin mendorong terciptanya ragam inovasi anak-anak di seluruh penjuru negeri untuk menjawab persoalan energi.

Menurutnya, mahasiswa dan anak-anak muda memiliki passion yang kuat, nyali yang tinggi dan semangat yang menyala. Potensi-potensi itulah yang pemerintah wadahi, salah satunya lewat KMHE.

Selain itu, lanjut Rizal Alfian, M.A., mengatakan bahwa Puspernas baru berdiri 2019 akhir, beberapa tujuannya untuk mengembangkan prestasi dan manajemen talenta anak-anak bangsa.

Di level kampus ada program pembinaan dan pencarian talenta. Talenta yang dijaring lalu dilakukan promosi ke tahap karir belajar untuk melanjutkan studi dan prestasi dan promosi karir profesional mahasiswa.

Karya inovasi mahasiswa, tidak akan dilombakan saja, tetapi pihaknya juga akan menggandeng mitra atau industri agar temuan dan inovasi mahasiswa tersebut bisa dilanjutkan ke tingkat inovasi teknologi otomotif.

“Setidaknya temuan teknologi mobil hemat energi bisa diterapkan dalam teknologi otomotif dan itu dream kita ke depan, termasuk mobil yang ramah lingkungan,” kata Rizal Alfian. (wld/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs