Sabtu, 23 November 2024

Fenomena Awan Lentikularis Mirip Piring Terbang Hiasi Langit Mojokerto

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Fenomena awan Lentikularis terlihat dari Gunung Welirang. Foto kiriman Fuad Maja FM

Pascahujan deras yang terjadi pada Kamis (4/11/2021), fenomena awan yang menumpuk di atas Gunung Welirang terjadi di Mojokerto pada Jumat (5/11/2021) pagi.

Momen awan putih berbentuk seperti piring terbang ini pun sempat diabadikan oleh sejumlah masyarakat di Kecamatan Trawas dan Pacet.

Vivian salah seorang warga Kecamatan Trawas yang sempat mengabadikan momen tersebut mengaku, awan tersebut mulai menampakkan bentuk seperti piring sejak pagi sekitar pukul 04.00 WIB.

“Itu tadi (awan) bertahan kurang lebih tiga jam, jam 07.00 itu masih ada awannya,” ungkapnya seperti dilaporkan Fuad Reporter Maja FM.

Kata dia, fenomena awan menumpuk di atas puncak gunung ini bukan yang pertama kalinya.

“Fenomena serupa juga pernah terjadi di Mojokerto kalau gak salah pada Kamis (4/11/2020),” jelasnya.

Sementara itu, Djoko Supangkat Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mengatakan, berdasarkan keterangan BMKG fenomena awan yang menumpuk yang nampak di atas Gunung Welirang merupakan awan jenis Lentikularis. Awan tersebut tumbuh di sekitaran gunung atau dataran tinggi.

Secara umum fenomena awan Lentikularis tidak menunjukan adanya tanda bahaya.

Awan Lentikularis terjadi akibat akibat adanya gelombang gunung atau angin lapisan atas (di atas permukaan) yang cukup kuat dari suatu sisi gunung membentur dinding pegunungan.

“Awan berbentuk lensa ini biasanya terbentuk ketika udara lembab yang stabil mengalir. Kemudian angin menerpa pegunungan, sehingga udara terpaksa naik di atas gunung tersebut,” terangnya.

Sehingga hal menimbulkan turbulensi di sisi gunung lainnya dan membentuk awan-awan bertingkat yang berputar seperti lensa.

Fenomena awan ini secara meteorologi tidak mengindikasikan fenomena lain seperti akan datangnya gempa atau bencana besar lainnya. Awan tersebut hanya mengindikasikan adanya turbulensi di lapisan atas (bukan di permukaan bumi).

Fenomena ini jarang terjadi dan hanya bersifat momentum atau waktu- waktu tertentu, biasanya ditandai adanya kecepatan angin yang cukup kuat lebih dari beberapa hari di sekitar pegunungan.

“Makanya awan ini dihindari dalam dunia penerbangan, karena menandakan adanya turbulensi,” tandasnya.(fad/dfn/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs