Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Surabaya telah genap berjalan dua pekan. Hasil evaluasi, tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan semakin baik.
Whisnu Sakti Buana Plt Wali Kota Surabaya mengatakan, meski kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat semakin baik tapi bukan berarti warga kemudian mulai mengendorkan lagi.
Dalam evaluasi itu kata Whisnu, masih terdapat ribuan orang melanggar protokol kesehatan, khususnya 3M. Selama PPKM, lebih dari seribu orang ditindak dan terancam pemblokiran KTP.
“Memang sudah meningkat, tapi yang terjaring juga banyak, KTP harus diblokir. Ada ribuan, yang terjaring sejak awal sekitar 1.500-1.600 pelanggar,” kata Whisnu, Minggu (24/1/2021).
Whisnu mengatakan, untuk tempat usaha yang banyak pelanggaran terjadi di warung kopi (warkop) yang berada di dekat perkampungan. Pelanggarannya baik mengabaikan protokol kesehatan maupun jam operasional melebihi batas.
“Biasanya kerumunan sama tidak pakai masker, rata kalau itu. Di kampung, warung kopi di kampung gudangnya kena razia disitu. Warkop yang di ujung gang, itu biasnya paling banyak kita razia,” jelasnya.
Whisnu menilai, kepatuhan di pasar tradisional sejauh ini mulai ada peningkatan disiplin. Operasi patuh prokes juga gencar dilakukan di pasar tradisional.
Sedangkan tempat usaha seperti hiburan malam yang seharusnya tutup tapi masih nekat buka langsung ditindak. “Ada 14 atau berapa gitu yang harus kita segel. Tapi kan memang itu harusnya tutup kita harapkan yang lain juga bisa tertib,” ujarnya.
Wisnu berharap agar masyarakat Surabaya bisa lebih tertib lagi protokol kesehatan. Seperti menjauhi kerumunan, memakai masker saat keluar rumah dan mencuci tangan sesering mungkin.
“Meskipun dekat, biasanya di kampung-kampung itu belanja ke situ saja kok pakai masker. Yang kejaring rata-rata seperti itu. Evaluasi kita tetap itu,” katanya. (bid/iss)