Jumat, 22 November 2024

Dulu Menolak, Sekarang Warga Bangkalan Sadar Minta Divaksin

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Lokasi tes cepat antigen di gedung Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS). Foto: Pemkab Bangkalan

Ledakan Covid -19 di Bangkalan membawa paradigma baru bagi warga Bangkalan. Mereka mulai sadar menggunakan masker dan bersedia divaksin. Hal ini dikatakan, Kolonel Arm Imam Haryadi Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya ketika dihubungi Radio Suara Surabaya, (12/6/2021).

Perubahan masyarakat yang awalnya tidak mau divaksin kemudian sekarang bersedia, kata Imam, dipengaruhi beberapa faktor. Seperti adanya kehadiran Satgas Covid, TNI/Polri yang terkonsentrasi di Bangkalan. Ditambah lagi, banyaknya informasi di berbagai media tentang perkembangan situasi di Bangkalan.

“Pastinya mereka paham, termasuk kasus harian, yang meninggal karena Covid, dan mulai tahu bagaimana cara pencegahannya,” katanya. Bahkan sosialisasi ke masyarakat agar pentingnya menjaga protokol kesehatan juga gencar disosialisasikan melalui masjid.

Dengan banyaknya pemberitaan ini jelas membawa perubahan, warga yang awalnya tidak mau divaksin, sekarang bersedia. Bahkan hari ini yang telah menerima vaksin sekitar 1.750 orang. Soal ketersediaan vaksin, kata Imam, sangat mencukupi karena masih ada stok sebelumnya yang masih belum optimal digunakan.

“Masyarakat sekarang sudah divaksin, dan kita lakukan penyekatan, dan hasilnya, sudah dilakukan rapid test sampai kemarin dari 22.649, yang positif 447,” tegasnya.

Angka ini kata Imam sebenarnya tidak tinggi, hanya 2 persen saja. Apalagi, sejak tanggal 8 Juni hingga hari ini, kasusnya dinilai cukup melandai. Termasuk hasil penyekatan yang reaktif dari hasil tes rapid antigennya juga menurun.

Iman menilai, sebenarnya tidak tinggi kasusnya hanya 2 persen, dan pihaknya sedang mengevaluasi, memikirkan efektif atau tidak. Kalau tidak efektif maka akan dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Kabupaten Bangkalan, hanya diterapkan di empat kecamatan, dan tujuh desa. Ini sesuaikan dengan tingginya jumlah kasus penyebaran.

“Yaitu, Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger dan Kecamatan Kota. Karena sayang kalau tidak efektif, biaya tinggi, dan SDM lebih baik difokuskan ke empat kecamatan tersebut,” jelasnya.

Selain memberlakukan PPKM Mikro, pihaknya juga akan tetap menggelar penyekatan secara insidentil, atau operasi yustisi. Kata Iman ini sebagai kesiagaan, bahwa kasus ini tidak dibiarkan begitu saja.

“Dalam satu, dua hari ini kita akan lakukan operasi tersebut, masalah tempat dan kapan tidak akan kami beritahukan, karena bisa sewaktu-waktu,” jelasnya. (man/tin/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs