Jumat, 22 November 2024

DP5A Bersama Bunda PAUD Sosialisasi Deteksi Dini Pencegahan Kekerasan Perempuan dan Anak

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Rini Indriyani Eri Cahyadi Bunda PAUD Surabaya sosialisasi deteksi dini pencegahan kekerasan perempauan dan anak, Selasa (12/10/2021). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Rini Indriyani Eri Cahyadi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Surabaya, mengatakan, bahwa Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat luar biasa kepada anak-anak. Sebab, anak-anak disibukkan dengan pembelajaran secara daring yang membuat mereka semakin leluasa memanfaatkan gadget.

“Sekarang ini pada masa pandemi cukup berpengaruh terutama pada anak-anak. Bagaimana kebiasaan memakai gadget dan tidak jauh dari media sosial (medsos) sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Salah satu pengaruh negatifnya adalah dari medsos, memicu munculnya bully, karena kekerasan pada anak tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental,” ujar Rini Indriyani Eri Cahyadi di acara sosialisasi deteksi dini pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masa pandemi Covid-19, Selasa (12/10/2021).

Acara yang digelar oleh Pemerintah Kota  Surabaya melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A digelar di Gedung Nasional Indonesia yang dan diikuti oleh para Bunda PAUD yang ada di 154 Kelurahan di Kota Surabaya.

Rini Indriyani  menjelaskan, bahwa kekerasan mental yang terjadi, biasanya dilakukan tanpa disadari oleh anak-anak. Alhasil anak-anak tersebut mulai terbiasa melakukan hal itu secara berulang-ulang.

“Tanpa disadari oleh anak-anak tersebut bisa membuat anak-anak melakukan pembullyan di media sosial, parahnya pembullyan yang mungkin mereka tidak tahu, lalu ikut-ikutan sehingga menjadi kebanggaan, nah itu yang perlu kita antisipasi dan kita deteksi,” terangnya.

Menurutnya, para Bunda Paud harus mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan kepedulian dan empatinya untuk memberikan pendampingan dan pengetahuan kepada anak-anak sejak usia dini.

“Karena itu kekerasan dini pada anak itu harus kita hentikan dan harus kita antisipasi. Saya rasa disinilah tugas kita sebagai Bunda Paud bisa memberikan pendampingan dan pengetahuan. Kemudian bagaimana kita harus bisa menyampaikan hal itu kepada anak-anak dengan cara komunikasi yang mudah dipahami,” ungkapnya.

Sebenarnya, lanjut Rini Indriyani  yang juga sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya menjelaskan, bahwa permasalahan kekerasan mental pada anak bisa berlanjut hingga anak tersebut tumbuh dewasa. Maka peran orang tua juga dirasa cukup penting untuk tumbung kembang anak.

“Sebab ini akan sangat berpengaruh dengan kehidupan mereka kelak. Jika dari kecil mereka mendapatkan pem-bully-an atau kekerasan secara mental, maka akan mempengaruhi sikap dan kebiasaan ketika mereka sudah dewasa. Kita sebagai orang tua yang harus memberikan ilmu, cara mendidik itu sangat berpengaruh hingga mereka dewasa. Mudah-mudahan orang tua yang ada di Surabaya bisa mengerti, bahwa mendidik anak sangat penting,” jelasnya.

Ia juga berpesan kepada para Bunda Paud Kota Surabaya, agar tetap semangat dan legowo untuk terus mendidik anak-anak usia dini, dengan harapan anak-anak di Kota Surabaya bisa menjadi anak-anak yang memiliki empati dan kepribadian yang baik, serta bisa menjadi kebanggaan orang tua.

“Saya yakin ketika anak-anak Surabaya berada ditangan Bunda-Bunda PAUD yang luar biasa, mereka akan menjadi anak-anak yang sehat, anak-anak yang luar biasa, dan anak-anak yang bisa menjadi kebanggan orang tua. Tetap semangat, tetap jaga kesehatan nggih bu, saya yakin Insyaallah anak-anak ditangan panjenengan semua menjadi anak-anak yang luar biasa,” tandasnya.

Sementara itu, Antiek Sugiharti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP5A Surabaya memastikan, bahwa kegiatan sosialisasi deteksi dini pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak di masa pandemi Covid-19 dengan target Bunda Paud yang berada di 154 kelurahan di Kota Surabaya.

“Bunda PAUD yang berinteraksi dengan anak-anak, sehingga kami akan bekali, kami berikan triknya, supaya ibu bisa mendeteksi sejak dini apakah anak didiknya di lingkungan tersebut menjadi korban atau pelaku kekerasan,” ujar Antiek Sugiharti.

Anitek sapaan lekatnya juga menyampaikan, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan dari dana alokasi khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia, dari Kegiatan Kekerasan Perempuan dan Anak, Khususnya Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Selain itu, Antiek juga memaparkan bahwa, di masa pandemi angka kekerasan pada anak meningkat dan angka permintaan atau rekomendasi pernikahan dini juga ikut meningkat

“Latar belakang inilah yang mendasari kegiatan kami, saat ini adalah bagaimana cara mendidik anak, bagaimana hak dan kewajiban pada anak. Kami berharap Bunda PAUD sebagai pembimbing dan pendamping perjalanan anak-anak di usia dini, sehingga kalau sudah mendapatkan bekal atau pengetahuan anak-anak ini dengan cara yang tepat dan benar, Insyaallah anak-anak ini akan menjadi lebih baik,” kata Antiek.(man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs