Sabtu, 23 November 2024

Donor Darah dan Skrining Plasma Konvalesen di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga

Laporan oleh Anton Kusnanto
Bagikan
Suasana di dalam Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga sebagai lokasi donor darah dan skrining plasma konvalesen, yang digelar Pelindo Marines pada Selasa (30/3/2021). Foto: Anton suarasurabaya.net

Pelindo Marines menggelar donor darah dan skrining plasma konvalesen pada Selasa (30/3/2021). Lokasi yang dipilih pun tergolong unik, yaitu di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, yang sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak.

Disampaikan Umar, Direktur Utama Pelindo Marines, ide menggelar donor darah dan skrining plasma konvalesen di atas kapal ini disambut baik oleh Palang Merah Indonesia, komunitas Pendonor Plasma Konvalesen dan Relawan Pendamping Keluarga Pasien Covid-19.

“Kegiatan ini untuk melaksanakan amanah dalam membantu masyarakat luas. Agar kita bisa beradaptasi pada kehidupan new normal dan bersama-sama melewati Pandemi Covid-19 ini,” jelas Umar.

Laksamana Pertama (Laksma) TNI Mohamad Zaenal, Lantamal V juga antusias dengan mengerahkan anggotanya untuk mengikuti donor. Total, ada 100 kantong darah yang disiapkan PMI, serta 75 tabung darah untuk skrining plasma konvalesen kali ini.

PMI Kota Surabaya sendiri melaporkan, jumlah kebutuhkan darah per hari untuk kebutuhan rumah sakit di Surabaya sekitar 300 kantong. Partisipasi penyintas untuk mendonorkan plasma konvalesen juga masih banyak dibutuhkan untuk terapi pasien positif Covid-19.

Selain menggelar donor darah dan skrining plasma konvalesen, di atas rumah sakit terapung juga digelar diskusi tentang ‘Pentingnya Donor Darah dan Plasma Konvalesen’.

dr. Agus Harianto Sp.B Direktur Kapal Rumah Sakit Terapung Airlangga, menyatakan ada dua fungsi donor konvalesen saat ini. Selain sebagai obat, di mana antibodi di dalam tubuh orang yang sudah sembuh akan dipindahkan ke pasien positif, plasma konvalesen juga penting sebagai bahan penelitian untuk pedoman langkah penanganan Covid-19 ke depan.

Sementara itu Radian Jadid, koordinator Relawan Pendamping Keluarga Pasien Covid-19, menyatakan para penyintas Covid-19 mengalami kondisi yang tidak mudah. Selain harus menjalani rangkaian tindakan medis untuk penyembuhan, juga ada tekanan psikis akibat masih adanya masyarakat yang memberi stigma buruk dalam memperlakukan penyintas.

Jadid menegaskan, penyintas Covid sebaiknya tidak dikucilkan, justru harus diapresiasi dan diberi kesempatan bermanfaat bagi masyarakat dengan mendonorkan plasma konvalesen.

Peran aktif penyintas juga dibutuhkan untuk menyosialisasikan bagaimana menyembuhkan dan mencegah Covid-19. “Karena informasi dari penyintas justru akan lebih mudah diterima dan diipercaya masyarakat,” ujarnya. (ton/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs