Bahrul Amiq Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sidoarjo mengatakan, frontage road Sidoarjo harus terintegrasi dengan kebijakan tata ruang. Setelah frontage road jadi, harus ada pengaturan baru. Beban jalan baru ini harus diukur betul agar proposional mengingat selama ini beban jalan bertumpu di jalan nasional.
“Estimasi kami, frontage bisa mengurangi beban. Seperti di Waru sampai Gedangan kalau sore kan padat. Kalau dari Surabaya yang pagi hari kemungkinan tidak akan terlalu signifikan,” ujarnya dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (24/8/2021).
Selain frontage road, menurut Amiq, penataan kembali transportasi massal di wilayah aglomerasi juga bisa mengurangi kemacetan.
“Transportasi massal di wilayah aglomerasi seperti yang dulu digagas kereta api harus dihidupkan lagi. Saat ini satu kendaraan hanya diisi satu atau dua orang padahal memakan porsi jalan yang cukup besar. Transportasi massal bisa mengurangi kendaraan yang tidak perlu melintas,” kata Amiq.
Kemudian tikungan jalan yang radiusnya tajam perlu dikurangi agar tidak terjadi bottleneck.
“Kalau hitung-hitungan teknis manajemen rekayasa, harusnya dilakukan penguatanuntuk jalan samping harus ditata lagi,” katanya.(iss/ipg)