Sabtu, 23 November 2024

Dishub: Dari Tahun ke Tahun, Angkutan Sungai di Surabaya Harus Ada Kemajuan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Wisata air di Sungai Kalimas. Foto: Dok. Suara Surabaya Media

Dinas Perhubungan Kota Surabaya menargetkan dalam tiga tahun ke depan, pengembangan angkutan air atau interland waterways dengan empat sungai besar di Surabaya yang akan menjadi jalur transportasi, sudah ada kemajuan (progress).

Irvan Wahyudrajat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mengatakan, rencana ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026 karena berbagai kajian sudah dilakukan.

“Di masa kepemimpinan Pak Wali ini sudah masuk dalam perencanaan, jadi selama tiga tahun ini sudah harus terwujud atau ada progress (kemajuan),” kata Irvan kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (17/9/2021).

Empat sungai yang akan menjadi jalur transportasi air adalah Sungai Kalimas, Sungai Kali Jagir, Sungai Kali Branjangan, dan Sungai Kali Greges. Namun, Irvan menegaskan untuk sementara Sungai Kalimas akan menjadi prioritas.

Salah satu bentuk keseriusan Pemkot Surabaya untuk mengembangkan transportasi air di Sungai Kalimas yakni dengan penandatangan MoU dengan PT. Pelindo III terkait normalisasi dan pengembangan dermaga di Ujung, Perak, Surabaya.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya bersama dengan pihak Pelindo III pada Senin (7/6/2021) lalu juga telah melakukan penyusuran Sungai Kalimas untuk melakukan pengkajian serta analisa mendalam terkait konsep wisata air, kota lama, heritage hingga pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Namun, rencana tersebut harus tertunda karena refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19.

“Harusnya tahun ini sudah masuk plan, tapi karena pandemi, beberapa anggaran kita termasuk pembangunan dermaga harus di-suspend (ditangguhkan),” kata Irvan.

Ia juga menambahkan, “Kita sudah menjalin kerjasama melalui tandatangan MoU dengan Pelindo, Bappeko Pemkot sudah mau menggarap yang di Ujung itu sebenarnya sudah dimulai Pelindo, cuma karena pandemi ini jadi ngerem dulu”.

Irvan menegaskan, angkutan sungai di Surabaya akan dilakukan secara bertahap, dengan diawali pemanfaatan untuk obyek wisata air hingga semua fasilitas serta normalisasi selesai dilakukan dan dinyatakan siap untuk dijadikan jalur transportasi

“Jadi secara bertahap. Mungkin wisata dulu, kalau wisata sudah jalan dan sudah dikenal, kita bisa ke angkutan orang, angkutan barang, penambahan titik dermaga dan kanal-kanalnya,” tambahnya.

Irvan menekankan perlu adanya normalisasi sungai, khususnya kedalaman air agar sungai dapat dilalui kapal. Apalagi, jembatan-jembatan yang dilalui kemungkinan tidak akan dibongkar karena berkaitan dengan nilai sejarah. Sehingga tingkat kedalaman sungai akan berpengaruh pada akses kapal yang lewat di bawahnya.

“Karena tinggi sungai ini kan selain harus dinormalisasi kedalamannya, kemudian kalau dilalui kapal banyak jembatan-jembatan yang pendek. Bisa digunakan saat surut, tapi kalau pasang bisa nggeduk (kejedot kepala),” ujarnya.

Ia berharap, sungai yang dijadikan jalur transportasi air ini dapat menjadi alternatif solusi saat pelebaran jalan di Kota Surabaya sulit dilakukan karena bertambahnya volume kendaraan.

Meski begitu, ia mengakui untuk mewujudkan transportasi air menggunakan jalur sungai membutuhkan dana yang besar.

“Sebenarnya ketika angkutan darat tidak bisa membebaskan lahan, maka bisa dibangkitkan lagi inland waterway. Perencaan sudah cukup banyak, cuma perlu investasi dana yang besar. Nggak cuma pemkot karena ini bisa skala nasional dan provinsi,” imbuh Irvan.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs