Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., P.hD., Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta para dosen harus kreatif dan inovatif.
Menurut Wikan dosen saat ini harus mulai berpikir untuk menumbuhkan passion mahasiswanya. Tak hanya itu ia juga menyarankan agar dosen aktif dan meramaikan dunia media sosial di Indonesia dengan konten edukatif dan motivasi.
“Dosen itu harus pintar medsos, membuat atau mengisi konten secara kreatif untuk mengedukasi dan membangkitkan motivasi mahasiswa dan masyarakat luas dalam berkreasi dan berkarya,” jelas Wikan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang ‘Implementasi MBKM dalam Pendidikan Vokasi’ yang digelar bersama Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (8/10/2021).
Sementara itu Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes Rektor Unesa pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa transformasi program diploma menjadi program vokasi di Unesa merupakan strategi dalam upaya membangun keselarasan antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
“Program vokasi termasuk baru di Unesa, tetapi langkah optimalisasi membangun relavansi itu sudah gencar dilakukan, kerja sama pun semakin masif dengan berbagai stakeholder,” ujar Prof. Nurhasan dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.
Adapun hasil rumusan FGD yang disampaikan oleh Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., P.hD., Dirjen Pendidikan Vokasi kepada Universitas Negeri Surabaya untuk menyiapkan Implementasi MBKM dalam Pendidikan Vokasi, diantaranya
Perkuat Link and Match
Wikan Sakarinto, menyatakan bahwa, pemerintah tengah membangun link and match antara pendidikan dan dunia usaha maupun industri. Menurutnya, Unesa merupakan perguruan tinggi yang multidimensi.
Pada satu sisi menciptakan calon guru bangsa dan di sisi lain mendorong terciptanya sumber daya manusia yang berkompeten, ahli dan terampil sesuai tuntutan dunia kerja.
“Unesa selaras dengan kami (Dirjen Pendidikan Vokasi) dan nantinya akan sama-sama saling mendukung,” ujar Wikan Sakarinto.
Prioritas SDM
Menurut Wikan Sakarinto kunci dalam penyelenggaraan pendidikan Indonesia yakni terletak pada sumber daya manusia. Karena itu, yang diprioritaskan terlebih dahulu adalah pembangunan manusianya lewat berbagai program dan kerja sama.
“Jika sumber daya manusia Indonesia maju, tentu infrastrukturnya juga akan ikut maju dan negera pun maju,” jelas Wikan. Ia juga menambahkan dalam membangun SDM yang unggul harus memperhatikan tiga aspek yaitu soft skill, leadership dan karakter.
Karakter, Soft Skill, dan Leadership jadi Kunci
Dirjen Diksi itu juga membagikan opini dari beberapa para pelaku Industri tentang kurangnya kemampuan soft skill mahasiswa atau lulusan yang magang atau bekerja di dunia industri.
Kemampuan yang dimaksudkan oleh Wikan adalah seperti “kemampuan komunikasinya kurang, tanggung jawabnya kurang, dan kemampuan kolaborasinya pun kurang,” imbuhnya.
Karena hal tersebut Wikan Sakarinto berpesan dalam melaksanakan pendidikan saat ini harus memprioritaskan aspek itu, dan ia juga membeberkan cara untuk mewujudkan aspek tersebut yaitu dengan menggunakan pembelajaran by project based learning.
“Mahasiswa harus sudah berhadapan dengan project yang memang standar dunia Industri,” imbuhnya.
Dosen Harus Kreatif dan Inovatif
Wikan Sakarinto kemudian menjelaskan langkah selanjutnya yang diperankan oleh dosen, yaitu para dosen harus kreatif dan inovatif, karena saat ini harus mulai berpikir untuk menumbuhkan passion mahasiswanya.
Dalam Focus Group Discussion tersebut Dr. Martadi, M.Sn selaku Direktur Vokasi Unesa menyatakan bahwa perihal diskusi tersebut akan menjadi arah sekaligus masukan bagi Unesa terhadap penyelenggaraan program vokasi ke depannya.
Bagi Dr. Martadi soft skill adalah kunci dalam mengarungi tantangan revolusi industri 4.0. Untuk mewujudkan itu semua, di Unesa tengah melakukan banyak upaya dan transformasi, termasuk kurikulum soft skill based, pembelajaran model project based learning.
“Di luar itu tentu kita butuh perubahan mindset seluruh civitas academica sehingga terciptanya sistem pendidikan dan pembelajaran yang melahirkan lulusan yang banyak terobosan dan karya, tidak hanya mampu memenuhi tuntutan industri, tetapi juga mampu membangun dan mengembangkan dunia usaha,” ujar Martadi.(wld/ipg)