Sebuah pesan kembali beredar melalui grup WhatsApp. Kali ini soal kondisi Covid-19 di Surabaya yang disebutkan kembali masuk zona merah atau hitam. Juga tentang penuhnya sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19.
Selain itu, pesan itu juga menekankan pemberitahuan tentang rencana razia masker yang digelar serentak di seluruh Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur, termasuk di Kota Pahlawan.
Ada sejumlah poin yang perlu diklarifikasi kebenarannya.
1. Surabaya kembali masuk (menjadi) zona merah/hitam lagi.
2. Sejumlah rumah sakit yang dinyatakan penuh atau mengalami kenaikan signifikan.
3. Razia Masker Serentak di seluruh Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diverifikasi oleh suarasurabaya.net, isi pesan ini sebagian mengalami disinformasi. Tapi ada sebagian lain yang memang sesuai fakta.
1. Surabaya kembali masuk zona merah/hitam
Data resmi dari Satgas Covid-19 Jatim yang mengutip peta risiko penularan Covid-19 dari aplikasi Bersatu Lawan Covid19 (BLC) Gugus Tugas Covid-19 pusat, Surabaya tidak kembali masuk dalam zona merah atau hitam.
Pada Minggu (3/12/2020), peta risiko tersebut menunjukkan bahwa Surabaya masih termasuk daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19 atau zona berwarna oranye.
Ada delapan daerah terkategori zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19 di Jatim. Antra lain Tulungagung, Bojonegoro, Tuban, Kota Malang, Lumajang, Kota Blitar, Mojokerto, Kota Madiun.
Sedangkan untuk zona oranye, selain Kota Surabaya ada 29 kabupaten/kota lainnya. Beberapa di antaranya Sidoarjo, Kota Batu, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, dan Jember.
Menurut data yang sama, sampai hari ini tidak ada daerah yang terkategori zona kuning (risiko rendah) atau zona hijau (nol risiko) di Jawa Timur.
Kesimpulan:
Poin informasi dalam pesan ini mengalami disinformasi.
2. Sejumlah rumah sakit di Surabaya penuh
Pesan yang beredar melalui grup WhatsApp itu menyebutkan, ada sejumlah Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Surabaya yang penuh atau mengalami peningkatan pasien secara signifikan.
Antara lain, ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Adi Husada Undaan, juga ICU RS RKZ Surabaya yang dinyatakan penuh. Selain itu ICU RSUD Dr Soetomo, Asrama Haji, RSU dr Mohamad Soewandhie, RS Siloam, serta RSAL dr Ramelan.
Mengenai informasi ini, suarasurabaya.net berupaya mengklarifikasi Bed Occupancy Rate (BOR/tingkat okupansi tempat tidur) di sejumlah rumah sakit yang disebutkan di dalam pesan tersebut.
Berdasarkan data rekap tempat tidur di RS Rujukan Covid-19 dari Satgas Covid-19 Jatim, ada salah satu rumah sakit yang memang bisa dikatakan penuh. Yakni RSU dr Mohamad Soewandhie Surabaya.
Data itu menunjukkan tempat tidur di ruang ICU maupun di ruang isolasi khusus Covid-19 presentasenya 100 persen. Artinya, tidak ada tempat tidur khusus pasien Covid-19 yang tersisa di RS itu pada Minggu.
Mengenai informasi tentang penuhnya ruang ICU sejumlah rumah sakit. ICU di RS Adi Husada Undaan Surabaya terkonfirmasi penuh (100 persen). Hal ini juga dibenarkan pula oleh pihak RS Adi Husada.
Dokter Silvia Sumitro yang bertanggung jawab di bidang pemasaran RS Adi Husada Undaan menyatakan, hampir semua tempat tidur di RS Adi Husada memang penuh beberapa waktu terakhir ini.
“Beberapa lama ini memang selalu penuh. ICU juga demikian. Sebetulnya di tempat kami ada 12 tempat tidur di ruang ICU. Untuk yang khusus Covid-19, sampai hari ini memang penuh,” katanya.
Dari total 12 ICU yang ada di RS Adi Husada, ada tujuh tempat tidur ICU yang dilengkapi alat ventilator. Menurut Silvia, sebagian besar pasien Covid-19 yang perlu perawatan intensif memang memerlukan ventilator.
“Jadi datang itu sudah dalam kondisi berat. Rata-rata sudah mengalami desaturasi oksigen sehingga membutuhkan ventilator. Kami berupaya untuk menampung semua pasien semampu kami,” ujarnya.
Sementara untuk RS RKZ atau dikenal juga RS Umum Katolik Surabaya. Tempat tidur di ruang ICU tercatat sudah terisi 75 persen. Meski belum sepenuhnya terisi, pihak RS RKZ menyatakan kebijakan baru.
Sebagaimana diberitakan suarasurabaya.net Sabtu (2/1/2020), pihak RS RKZ menyatakan untuk sementara waktu tidak menerima pasien Covid-19. Kapasitas rumah sakit yang menjadi alasannya.
Dokter Makhyan Jibril Al-Farabi Staf Khusus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 menyebutkan, sesuai dengan data rekap tempat tidur RS Rujukan itu, dia akui BOR sudah dalam posisi warning.
Sesuai standar aman yang ditetapkan WHO, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di suatu wilayah yang sedang dilanda Pandemi Covid-19 maksimal 60 persen dari total tempat tidur yang ada.
“Memang kalau dilihat dari standar aman WHO, hampir semua Rumah Sakit Rujukan di Jatim di atas 60 persen. Jadi ini memang dalam kondisi warning. Kalau penuh, ya 100 persen itu,” ujarnya.
Masih seputar RS di Surabaya, pesan itu menyebutkan, RS Darurat Lapangan (RSDL) Indrapura mengalami peningkatan pasien 400 persen. Sedangkan RS Husada Utama 50 persen.
Kedua informasi itu mengalami disinformasi. Sebagaimana diberitakan sejumlah media nasional, peristiwa peningkatan kasus mencapai 400 persen di RSDL Indrapura itu terjadi pada akhir November 2020.
Sementara untuk peningkatan pasien Covid-19 yang mencapai 50 persen di RS Husada Utama, sejumlah media massa terverifikasi di dewan pers memang memberitakan ini pada pertengahan November 2020 lalu.
Kesimpulan:
Sebagian informasi di pesan bisa dibilang sesuai fakta. Sebagian lainnya mengalami disinformasi.
3. Rencana Razia Masker di seluruh Indonesia
Salah satu hal yang ditekankan pesan yang beredar melalui grup WhatsApp ini adalah rencana penyelenggaraan razia masker yang akan digelar “di seluruh Indonesia”. Pembuat pesan menyatakan, informasi itu disiarkan di Radio Suara Surabaya hari ini.
Menurut pesan itu, Ditlantas Polda Jatim melalui siaran di Radio Suara Surabaya menyatakan, besok akan ada razia masker berlangsung serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Razia itu akan dilaksanakan di kantor, toko, bengkel mobil/motor/las, warung-warung dan warteg, melibatkan petugas lintas sektor baik dari kejaksaan dan polisi. Bagi yang tidak pakai masker akan langsung ditindak ditempat dengan denda Rp250.000.
Radio Suara Surabaya tidak menyiarkan tentang informasi rencana razia masker ini pada Minggu (3/1/2021). Dengan demikian, penyebutan Radio Suara Surabaya sebagai sumber informasi ini tidak benar.
Suara Surabaya Media memverifikasi hal ini ke Komisaris Besar Polisi Latif Usman Direktur Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim. “Tidak ada perintah dari saya soal razia masker,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Latif menyatakan, kewenangan untuk memerintahkan razia terkati penanganan Covid-19 bukanlah kewenangannya sebagai Dirlantas Polda Jatim.
Dokter Makhyan Jibril Al-Farabi Stafsus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim menyatakan, dia sendiri belum mendapatkan klarifikasi mengenai rencana razia protokol kesehatan dari Polda Jatim.
“Saya sedang berupaya menghubungi Polda Jatim, belum ada balasan. Memang koordinasi pelaksanaan operasi yustisi protokol kesehatan ini ada di Polda Jatim. Kami belum bisa memastikan,” ujarnya.
Sebelumnya, Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim kepada suarasurabaya.net menyatakan, Pemprov Jatim bersama Satgas Covid-19 di Jatim, termasuk Polda dan Kodam V Brawijaya memang akan memperkuat operasi yustisi.
Operasi yustisi memang akan diperkuat pasca-pergantian tahun. Saat pergantian tahun pemerintah menerapkan pembatasan aktivitas masyarakat di sejumlah masing-masing daerah.
“Setelah pergantian tahun ini, kami akan meningkatkan operasi yustisi. Tapi bukan hanya penegakan langsung di sejumlah titik, ya. Menurut kami yang lebih efektif adalah dengan Kampung Tangguh sebagai bentuk preventif promotif pelaksanaan protokol kesehatan,” ujar Emil.
Kesimpulan:
Secara informatif, poin dalam pesan itu mengalami disinformasi. (den/iss)