Jumat, 22 November 2024

Cegah Lonjakan Kasus, Masyarakat Diimbau Kurangi Mobilitas Jelang Liburan Nataru

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Alexander Ginting , Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Selasa(30/11/2021). Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas terutama menjelang dan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini dilakukan demi mencegah terjadinya lonjakan kasus atau ancaman gelombang ketiga Covid-19

Pemerintah telah mengeluarkan aturan resmi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia dalam periode Nataru.

Sudirman, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengatakan regulasi tersebut dalam rangka mengantisipasi agar masyarakat saat libur Nataru berada di wilayah masing-masing.

“Tunda liburan ini untuk keselamatan kita maupun saudara-saudara kita. Semoga kebijakan tunda liburan ini akan memberikan keselamatan bagi kita semua,” kata Sudirman dalam Dialog dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Selasa (30/11/2021)

Alexander Ginting Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, juga mengingatkan pentingnya terus membangun kewaspadaan masyarakat bahwa pandemi belum selesai.

“Bila memang harus melakukan perjalanan antar daerah, masyarakat harus  mematuhi aturan pemerintah seperti keharusan vaksinasi, menggunakan PeduliLindungi, memastikan kesehatan sebelum bepergian, aturan ganji genap, juga menerapkan tes PCR atau antigen sesuai tujuan dan moda transportasi yang digunakan,” ingatnya.

Alex mengatakan, posko PPKM di berbagai wilayah, ruang publik, hingga level desa/kelurahan juga harus dihidupkan, karena PPKM tetap menjadi salah satu instrumen handal untuk pengendalian pandemi.

Dalam periode Nataru, Alex menjelaskan harus ada pengetatan di  tiga tempat utama, yakni tempat ibadah, perbelanjaan, serta lokasi wisata lokal. Kemudian, prokes dan vaksinasi harus terus dijalankan.

“Prokes itu harus. Vaksinasi harus dikejar, libur bukan berarti vaksinasi terhenti,” ujar Alex.

Terkait pentingnya kesadaran masyarakat bahwa pandemi belum usai, Dicky Budiman Pakar Epidemiologi, mengingatkan bahwa momentum landai seperti saat ini memiliki dua sisi.

Pada satu sisi, harus diapresiasi, namun di sisi lain, juga sekaligus harus diwaspadai. “Karena dalam situasi melandai biasanya orang jadi abai,” jelasnya.

Penyebaran virus, dikatakan Dicky, hanya bisa terjadi ketika manusia membawa dan menularkannya. Karena itu, ia meminta upaya prokes 5M, 3T, dan vaksinasi harus selalu diperkuat. Termasuk usaha meningkatkan surveilans untuk mencapai setidaknya angka 1 persen untuk mengetahui penyebaran varian dan varian apa yang ada.

Dicky juga mengingatkan pentingnya mengejar pemerataan dan percepatan vaksinasi, terutama di daerah-daerah.

“Potensi gelombang ketiga, varian baru, apapun itu, dipengaruhi oleh seberapa banyak penduduk kita yang rawan secara imunitas, atau belum punya imunitas yang baik. Terutama, (imunitas) dari vaksinasi,” Kata Dicky.(man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs