Dalam rangka Hari Hewan Sedunia 2021, BKSDA Jawa Timur melakukan translokasi ular dari Nusa Tenggara Timur ke habitat asalnya dan 665 ekor jenis burung ke Banjarmasin.
“Atas kerja sama Ditpolair Polda Jatim, kami berhasil mengamankan 16 ekor burung jenis reptor, di antaranya elang dan alap-alap di Pelabuhan Tanjung Perak yang asalnya dari Banjarmasin,” kata Gatut Panggah Prasetyo Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan Kehumasan BKSDA Jawa Timur kepada Radio Suara Surabaya, Senin (4/10/2021).
Selanjutnya, BKSDA Jawa Timur akan menilai perilaku hewan-hewan tersebut sebelum melepasliarkan ke habitatnya. “Kami lihat dulu sampai proses hukumnya selesai. Kalau masih punya sifat liar, akan segera kita kembalikan ke habitatnya. Kalau sudah jinak, perlu direhabilitasi,” ujarnya.
Gatut menjelaskan, dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P106 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi (Permen LHK P106 ) tercatat di Indonesia ada 784 jenis satwa yang terancam punah. Hampir 145 di antaranya adalah jenis burung berkicau.
Satwa-satwa ini terancam punah karena perburuan dan ekosistemnya sudah rusak.
“Kami tidak bisa melindungi sendiri. Kami membutuhkan peran serta masyarakat untuk melindungi satwa yang terancam punah,” kata Gatut.
Karena itu BKSDA Jawa Timur terus melakukan edukasi bahwa satwa adalah penyeimbang ekosistem. Bukan untuk dinikmati secara pribadi sehingga tumbuh keinginan melepasliarkan kembali.
Beberapa alternatif yang bisa dilakukan masyarakat untuk memelihara satwa dilindungi sesuai peraturan perundang-undangan. Bisa dalam bentuk penangkaran dengan ketentuan ada izin dari Dirjen KSDAE KLHK karena aktivitasnya akan dipantau.
“Minimal sepuluh persen dari hasil penangkarannya wajib dilepasliarkan,” ujar Gatut.
BKSDA mencatat, sudah ada beberapa penangkaran yang melepasliarkan. Di antaranya penangkaran merak hijau di Madiun sudah merilis merak hijaunya ke kawasan konservasi dan Maharani Zoo, Jatim Park sudah melepasliarkan rusa Bawean ke habitat asalnya ke Pulau Bawean.
Untuk diketahui, satwa kunci di Jawa Timur adalah elang jawa yang merepresentasikan burung garuda, rusa bawean, banteng jawa yang ada di Baluran, dan macan tutul.
“Satwa yang paling banyak diperjualbelikan adalah elang jawa. Pasar jual beli satwa yang terancam punah ada di Jawa,” ujarnya.(iss/rst)