Jumat, 22 November 2024

BKKBN: Program Bangga Kencana Berhasil Memperlambat Laju Pertumbuhan Penduduk

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Hasto Wardoyo Kepala BKKBN menyampaikan laporan capaian Program Bangga Kencana kepada Jokowi Presiden, Kamis (28/1/2021), di Istana Negara, Jakarta. Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden pada Kamis (28/1/2021) pagi, membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemitraan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tahun 2021, di Istana Negara, Jakarta.

Presiden berharap, Program Bangga Kencana bisa meningkatkan kualitas keluarga di Indonesia, lewat kampanye/penyuluhan perencanaan berkeluarga, seperti rencana punya anak, pendidikan, dan sebagainya.

Bangga Kencana merupakan program unggulan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Hasto Wardoyo Kepala BKKBN mengungkapkan, Program Bangga Kencana berhasil memperlambat laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,25 persen. Laju pertumbuhan penduduk itu lebih rendah dibandingkan periode 2000-2010 yang mencapai 1,49 persen, sebelum ada Program Bangga Kencana.

Berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS), kata Hasto, total Penduduk Indonesia bertambah 32,56 juta jiwa dalam 10 tahun terakhir.

“Itu mengindikasikan melalui program Bangga Kencana laju pertumbuhan penduduk berhasil diperlambat, jika dibandingkan 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen,” ujar Hasto di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/1/2021).

Dalam rakornas, BKKBN berupaya memperkuat komitmen dan peran Pemerintah Daerah serta para mitra kerjanya, dalam meningkatkan akses dan kualitas Pelayanan, serta Penggerakan Program Bangga Kencana di masa Pandemi Covid-19. Tahun ini, BKKBN menargetkan tiga pencapaian sasaran strategis Program Bangga Kencana.

Pertama, menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate) menjadi 2,24 per wanita usia subur, dan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun menjadi 24 kelahiran per seribu wanita usia subur dalam rentang usia 15-19 tahun. Target kedua, meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern menjadi 62,16 persen. Lalu, target ketiga, menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) menjadi 8,3 persen.

BKKBN berusaha menurunkan angka unmet need yang merupakan salah satu faktor penyebab 75 persen kematian ibu di Indonesia dan juga di dunia.(rid/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs