Sabtu, 23 November 2024

Belum Digelar Virtual, Pengurus Klenteng Tetap Larang Umat Ikuti Penyucian Patung

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Klenteng Hong San Ko Te Surabaya. Foto: Totok suarasurabaya.net

Klenteng Hong San Ko Te akan melakukan pelaksanaan ritual penyucian atau pembersihan patung secara virtual dalam rangka melengkapi Imlek, namun umat tetap dilarang hadir langsung di klenteng.

“Kami tetap melakukan ritual atau persembahyangan dalam rangka bersih-bersih patung para dewa di dalam Klenteng. Karena itu bagian persembahyangan menjelang Imlek. Tapi umat kami larang hadir,” terang Akiong pengurus klenteng Hong San Ko Te, Kamis (4/2/2021) .

Imbauan ini selain masih berada di masa pandemi Covid-19, juga untuk mematuhi ketentuan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih berlaku dan berlangsung di Kota Surabaya. Juga demi menghindari kerumunan dan tetap menjaga jarak yang merupakan bagian dari protokol kesehatan.

Pelaksanaan upacara penyucian atau pembersihan patung dewa biasanya di lakukan Klenteng Hong San Ko Te sepekan sebelum pelaksanaan persembahyangan Imlek yang berlangsung selama sehari penuh.

Dalam ritual tersebut patung-patung dewa satu persatu dikeluarkan dari tempatnya lalu dibersihkan menggunakan sabun pembersih. Setelah dicuci, patung yang terdiri dari berbagi ukuran serta jumlahnya ribuan tersebut dibilas menggunakan air bunga mawar merah.

Umat biasanya selain membantu membersihkan patung, juga berebut air bunga mawar merah setelah dipakai membilas patung dewa. “Tahun ini kami larang umat datang dan ikut ritual bersih-bersih ini, ” kata Akiong.

Ditanya soal penggunaan perangkat modern untuk pelaksanaan ritual menyucikan patung dewa secara virtual, agar umat di rumah dapat menyaksikan dan tidak harus datang ke Klenteng, Akiong menyampaikan bahwa pihaknya memang belum memanfaatkan teknologi itu.

“Kami belum pakai teknologi itu. Tapi biarlah kami larang umat hadir ke Klenteng. Ini sudah kami umumkan jauh-jauh hari. Lha gimana lagi soalnya pandemi Covid-19 belum selesai. Ya wes dilarang hadir ke Klenteng saja,” kata Akiong.

Tahun ini, tambah Akiong pelaksanaan persembahyangan Imlek dipastikan bakal berbeda dengan persembahyangan tahun-tahun sebelumnya. Sebelum terjadinya Imlek.

“Kami juga menjaga sekaligus menghormati kawan-kawan lain yang kemarin juga tidak merayakan Idul Fitri dan Natal seperti tahun sebelumnya,” pungkas Akiong.

Menurut Akiong tidak hanya Klenteng Hong San Ko Te di Surabaya yang melarang umatnya mengikuti ritual atau persembahyangan jelang Imlek ke Klenteng. “Klenteng lainnya di Surabaya pasti juga membatasi kedatangan umat ke Klenteng,” pungkas Akiong. (tok/dfn/lim/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs