Pemprov Jatim telah merapatkan sejumlah hal yang perlu ditindaklanjuti pasca-pergantian tahun 2021. Salah satunya tentang pendidikan di tengah Pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan.
Peningkatan kasus yang signifikan membuat Pemprov Jatim belum berani menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Solusinya, mencari cara efisien untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, Selasa (5/1/2021) kemarin Pemprov Jatim telah menggelar rapat koordinasi secara virtual bersama Gubernur, salah satunya mengenai pendidikan.
“Untuk pendidikan, ada arahan dari Ibu Gubernur untuk memastikan di awal tahun baru persiapan semester yang akan kembali dilaksanakan, bagaimana kita tetap mengacu protokol kesehatan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (6/1/2021).
Emil menyampaikan hasil konsultasi dengan praktisi pendidikan. Termasuk di antaranya PGRI. Yakni tentang bagaimana menjadikan PJJ lebih efisien baik untuk tenaga pendidik maupun untuk siswa.
“Hasil konsultasi dengan PGRI, kami sarankan kepada guru jangan memakai sesi video konferens untuk menyampaikan materi. Materi lebih baik direkam, disiapkan misalnya untuk dua-tiga minggu,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu akan membuat kuota data internet baik guru maupun siswa lebih efisien. Karena kuota data internet bisa dimaksimalkan untuk kegiatan diskusi pendalaman materi.
Emil sendiri mengakui, PTM seperti yang direncanakan oleh pemerintah pusat saat ini belum memungkinkan dilaksanakan di Jawa Timur. “Karena kasusnya naik, kan. Jadi bagaimana mengefektifkan jarak jauh.”
Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jatim sudah terjun ke berbagai daerah, terutama di pedesaan untuk mengenalkan konsep Kios Pintar kepada pelajar dan guru.
“Kios pintar seperti ATM untuk mengunduh materi pembelajaran tapi lokasinya berbasis desa berbasis sekolah. Sehingga masyarakat di desa mudah mengakses itu, tidak terbatas jaringan,” kata Emil.
Dia mengakui, Kios Pintar belum bisa merata ke setiap desa yang ada di Jawa Timur. Tapi dia memastikan, fasilitas itu sudah ada di sejumlah desa yang memang jaringannya sulit.(den/tin)