Bashar al-Assad Presiden Suriah dan Asma, istrinya, dinyatakan positif Covid-19, setelah melakukan tes dan menunjukkan gejala-gejala ringan, menurut pernyataan dari kantornya pada Senin (8/3/2021).
Pimpinan Suriah dan istrinya, yang mengumumkan kesembuhan dari kanker payudara pada 2019 lalu, berada dalam kondisi baik dan akan terus bekerja di bawah isolasi di rumah, demikian pernyataan yang dilansir Antara.
Suriah telah melihat lonjakan tajam kasus Covid-19 sejak pertengahan Februari.
Seorang anggota komite penasihat Virus Corona pemerintah mengatakan pada Reuters pekan lalu bahwa negara itu telah memulai program vaksinasi.
Para pejabat kesehatan dan bantuan mengatakan masih sulit untuk mengukur skala wabah secara keseluruhan, mengingat kurangnya fasilitas pengujian dalam sistem kesehatan yang rapuh. yang hancur akibat perang selama satu dekade. Hingga Minggu, Kementerian Kesehatan setempat melaporkan 10.374 infeksi dan 1.063 kematian terkait Covid-19 dari populasi sekitar 18 juta.
Assad bergabung dengan daftar pemimpin dunia yang dinyatakan positif Covid-19, bersama dengan Boris Johnson dari Inggris, Emmanuel Macron dari Prancis, dan Donald Trump mantan Presiden AS.
Para pekerja medis mengatakan otoritas telah meremehkan skala wabah tersebut untuk sebagian besar tahun lalu, ketika angka resmi tetap rendah di tengah kewalahannya rumah-rumah sakit dan pengumuman kematian muncul di surat kabar.
Pemerintah setempat membantah telah mengecilkan angka-angka tersebut, dan telah mengakui dalam dua bulan terakhir bahwa negara itu mungkin berada di ambang lonjakan besar. Mereka pun mendorong masyarakat untuk menggunakan masker, melaksanakan protokol kesehatan, dan menghindari area yang padat.
Para pejabat dan pengusaha mengatakan pemerintah yang terkena sanksi tidak dapat melakukan penguncian ‘lockdown’ secara penuh, mengingat keadaan ekonomi yang mengerikan dan kemiskinan yang meningkat.
Setelah perang selama satu dekade yang menewaskan ratusan ribu orang dan memaksa jutaan orang untuk pindah, pihak militer Assad telah merebut kembali sebagian besar negara dengan bantuan Rusia dan Iran.(ant/iss)