Dokter Brahmana Askandar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya mengatakan, hingga saat ini ada sekitar 75 dokter anggota IDI Surabaya yang terpapar Covid-19. 17 di antaranya mendapatkan perawatan di rumah sakit, 58 sisanya menjalani isolasi mandiri.
“Dokter dan tenaga kesehatan sedang mendapatkan tekanan luar biasa karena ledakan kasus. Di antara dokter saat ini ada 75 dokter anggota IDI yang terpapar. 17 di antaranya dirawat di RS, 58 sedang isolasi mandiri,” kata Dokter Brahmana kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (24/6/2021).
Terkait hal ini, pihaknya melakukan langkah penanganan. Salah satunya berkoordinasi sesuai dengan permintaan dan per koordinasi.
“Misalnya koordinasi dengan dokter anestesi. Sementara ini pembiusan untuk operasi yang terencana dan bukan urgent kita pending dulu karena menghemat tenaga. Tenaga dokter anestesi dibutuhkan dalam menghadapi pandemi, khususnya minggu-minggu ini,” terangnya.
Langkah ini diakuinya akan berdampak pada berkurangnya layanan kepada pasien, karena tenaga kesehatan yang ada fokus merawat pasien Covid-19.
Dia melanjutkan, “Untuk operasi yang tidak emergency, pascaoperasi mungkin membutuhkan intensive care. Lha instensive care-nya sedang fokus merawat pasien Covid baik dari sisi fasilitas maupun tenaga. Belum lagi dari sisi tenaga tidak mencukupi.”
Dalam tekanan luar biasa ini, kata dokter Brahmana, yang bisa dilakukan adalah mengurangi jumlah yang sakit dengan cara mencegah dari hulu atau sumbernya.
“Caranya hulunya harus ditekan karena kalau tidak ditekan berapapun fasilitas dan tenaga yang ditambah tidak akan cukup. Kita harus mulai menarik rem,” ujar dia.
Pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat tidak kendor dalam memproteksi diri karena varian virus yang ada sekarang lebih cepat menular.
“Kita rasakan ada sessuatu yang berbeda daripada virus tahun 2020. Sekarang lebih cepat menular kemudian CT value-nya rendah. Artinya jumah virusnya sangat banyak di dalam tubuh. Artinya sangat menular. Penularannya mungkin lebih cepat dari yang dulu,” jelasnya.(dfn/ipg)