Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menerima bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa beasiswa pendidikan dari Bank Jatim senilai Rp 315 juta. Bantuan ini ditujukan kepada siswa keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kota Surabaya.
“Jadi begini, kan sudah ada yang namanya BOPDA dari Pemkot Surabaya dan BOSNAS dari Pemerintah Pusat. Ternyata, dari hitungan itu masih ada lagi kebutuhan lainnya, seperti LKS dan lain-lain. Misal, kebutuhan sekolah Rp500 ribu, ternyata dana dari BOSNAS-nya bisa mengurangi beban Rp200 ribu, sedangkan BOPDA-nya Rp 200 ribu. Nah, kan sisa Rp100 ribu, sehingga dengan CSR inilah yang menutupi kekurangan Rp100 ribu tadi,” kata Eri Cahyadi,Senin (18/10/2021).
Dengan adanya CSR tersebut, Eri berharap, tidak ada lagi ketimpangan antara negeri dan swasta. Baik itu dari segi infrastruktur maupun kualitas siswa dan para guru. Karenanya, ia mengingatkan kepada para pelajar dari keluarga MBR agar tidak minder dan tetap semangat menjadi anak-anak Surabaya yang hebat.
“Ini tugas Pemkot Surabaya untuk menyetarakan itu (sekolah negeri dan swasta). Dengan Bank Jatim memberikan bantuan CSR per orang, per bulan selama setahun senilai Rp 315 juta ini, anak-anak Surabaya harus lebih rajin belajar. Tunjukkan kepada orang tua kalian bahwa kalian calon pemimpin kota ini, jangan minder, saya yakin kalian adalah anak-anak berprestasi,” imbuhnya.
Dalam penyerahan CSR itu, Eri secara simbolis memberikan kepada tiga perwakilan sekolah swasta, di antaranya SMP Al Amin, SMP Al Islah, dan SMP Al Wachid. Dari masing-masing sekolah tersebut, juga hadir lima orang perwakilan siswa dan kepala sekolah.
Sementara itu, Tonny Prasetyo Direktur TI dan Operasi Bank Jatim menjelaskan, bantuan yang diberikan oleh Bank Jatim kepada Pemkot Surabaya senilai Rp 315 juta ini untuk 70 siswa MBR. Per siswa mendapatkan bantuan senilai Rp 4,5 juta. Pihaknya berharap, bantuan ini dapat meringankan para siswa keluarga MBR dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya.
“Bantuan ini untuk siswa MBR selama tiga tahun, mulai kelas satu sampai kelas tiga SMP. Harapannya, mereka (siswa) bisa lebih giat lagi untuk mencapai cita-citanya,” katanya. (man/ipg)