Jumat, 22 November 2024

Audit Sampah, Relawan Temukan 10 Karung Kemasan Sachet di Sungai Bengawan Solo

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ekspedisi sampah plastik, dengan melakukan bersih-bersih pohon di bantaran sungai Bengawan Solo, Kamis (7/10/2021). Foto : Istimewa

Ecoton dan Relawan Sungai Nusantara melakukan kegiatan brand audit dan berhasil mengidentifikasi sebanyak 170 lebih sachet makanan, sabun, popok, streofoam, kresek dan kemasan plastik sekali pakai lainnya, dan berhasil mengumpulkan sekitar 10 karung yang berisi sampah plastik.

Ekspedisi ini, dimulai dari sungai Bengawan Solo dari Bojonegoro sampai Blora Jawa Tengah dengan melakukan bersih-bersih pohon di bantaran sungai Bengawan Solo di daerah Blora, Kamis (7/10/2021)

Kemasan dan sachet tersebut berasal dari berbagai produsen terkenal. Sampah tersebut masih banyak tercecer dan nyangkut di pohon di bantaran sungai Bengawan Solo.

Muhammad Kholid Basyaiban, Koordinator Operasi Plastik menuturkan, sampah plastik yang tertahan di sejumlah pohon tepatnya di pinggiran sungai Bengawan Solo mayoritas didominasi tas kresek.

“Setidaknya 60 persen merupakan jenis kresek tidak bermerek, kresek warna warni. Sedangkan 40 persen sampah plastik bermerek dari kemasan dan sachet,” jelasnya.

Sampah bermerek yang kerap ditemui merupakan jenis packaging sabun cuci , pencuci piring, mie instan, pakan ternak, ada pula sachet makanan, minuman, bungkus snack dan botol minuman.

“Perlu upaya clean up pohon plastik di sungai Bengawan Solo untuk mengurangi sampah-sampah plastik di pohon dan mengurangi polusi plastik yang berguna menjaga kualitas air sungai Bengawan Solo. Karena sungai Bengawan Solo 80 persen airnya menjadi suplai bagi 3 PDAM besar, yaitu PDAM Blora, Solo dan Bojonegoro,” ungkapnya.

Alummi Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura ini mengatakan, tujuan kegiatan operasi bersih-bersih pohon plastik untuk membersihkan ratusan bahkan ribuan pohon, yang terlilit plastik di bantaran sungai, agar polusi plastik yang menjadi cikalbakal mikroplastik dapat diminimalisir keberadaannya, disungai khususnya sungai Bengawan Solo.

Dio Prasetyo salah satu peserta dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Untag Surabaya berharap setelah kegiatan ini, masyarakat akan sadar dan merubah prilakunya untuk tidak membuang sampahnya ke sungai khususnya sampah plastik.
“Harapannya juga, pemerintah juga mau bertindak untuk mengatasi permasalahan tata kelola sampah yang sangat buruk, terutama masalah sampah di sungai,” ujarnya.

Dio juga menjelaskan perlu adanya tindakan pemerintah, untuk mengawasi dan melakukan penegakan hukum bagi pelaku pembuang sampah di sungai, selain itu pemerintah juga harus menyediakan tempat sampah di sepanjang aliran sungai dan menerapkan kebiasaan memilah sampah dari rumah di setiap daerah.

Khususnya daerah di bantaran sungai Bengawan Solo. Selain itu juga diharapkan menerbitkan Perda terkait pembatasan plastik sekali pakai untuk mengurangi sampah plastik terutama di sungai.(man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs