Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) atau asosiasi agensi tur perjalanan Jatim akan menyusun jenis-jenis paket kesehatan sebagai persiapan Surabaya jadi salah satu Kota Wisata Medis di Indonesia.
Imam Mahmudi Ketua DPD ASITA Jatim mengatakan, saat ini sudah ada 17 rumah sakit dengan tipe A dan B yang siap untuk bekerja sama dalam proyek ini.
“Contohnya di RS A, dia khususnya di bidang penyakit ini, ya nanti di situ ada biaya-biaya yang muncul, perawatannya apa saja dikenalkan. Kita kemas nanti bukan hanya kesehatan, tapi juga wisatanya. Menggandeng sentra oleh-oleh, UKM dan dikenalkan budaya di Surabaya,” kata Imam kepada Radio Suara Surabaya, Senin (27/9/2021).
Imam mengaku, selama ini ASITA turut serta dalam promosi wisata medis Malaysia. Dari sana, dia mengaku optimistis karena melihat kemampuan fasilitas medis dan dokter di Surabaya tak kalah dengan luar negeri.
Meski begitu, dia mengakui, terkait biaya pengobatan yang ditawarkan, pengobatan di Indonesia masih tergolong mahal. Untuk itu, ia berharap adanya peran pemerintah menangani ini.
“Saya melihat di Jatim ini rumah sakit dan dokternya mumpuni. Semoga harganya mampu bersaing dengan luar negeri,” ujarnya.
Rencanaya, hari ini ASITA Jatim dan Pemerintah Kota Surabaya akan menandatangi perjanjian MoU terkait program wisata medis ini.
Pada hari ini juga, soft launching Kota Surabaya sebagai Kota Wisata Medis juga digelar bertepatan dengan Hari Pariwisata Internasional.(tin/den)