Aparat gabungan pelaksana PPKM Darurat di Jatim akan perketat pembatasan mobilitas dan kegiatan atau aktivitas masyarakat jelang perayaan Iduladha 1442 Hijriah pada 20 Juli besok.
Kombes Pol Latif Usman Direktur Lalu Lintas Polda Jatim meminta, tradisi mudik menjelang Hari Raya Iduladha, atau yang biasa disebut Toron oleh warga Madura, ditunda dulu.
Dia mengatakan, sejak 17 Juli lalu pembatasan mobilitas masyarakat dalam masa PPKM Darurat sudah mulai diperketat. Dan itu akan dilakukan sampai setidaknya 25 Juli mendatang.
Titik penyekatan mobilitas, kata Latif, masih sama dengan pelaksanaan PPKM Darurat. Untuk skala provinsi ada tujuh titik, antar-rayon ada 20 titik, antarkabupaten ada 74 titik.
Tidak hanya itu, di dalam kota/kabupaten di Jatim, secara keseluruhan ada 196 titik penyekatan yang diistilahkan sebagai pengendalian mobilitas oleh Polda Jatim.
Termasuk di antaranya pengelolaan 18 gerbang keluar tol di Jatim secara keseluruhan, juga titik pengendalian antarkecamatan untuk mengatur dan membatasi kegiatan masyarakat.
“Iya, termasuk jalan tikus akan kami tempatkan personel. Di samping itu kami juga lakukan patroli dan hunting untuk mengetahui potensi aktivitas masyarakat,” ujarnya.
Acuannya, kata Latif, juga tetap sama. Polda Jatim hanya akan mengizinkan mobilitas orang yang bekerja di sektor esensial dan kritikal sebagaimana Instruksi Mendagri soal PPKM Darurat.
“Tentunya yang mudik untuk sementara ditangguhkan dulu lah. Karena memang tidak sangat urgen, kan?” Kata Latif ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Minggu (18/7/2021) malam.
Latif kembali menegaskan, pembatasan mobilitas dan kegiatan ini bukan hanya di Madura saja, tapi secara umum di semua kabupaten/kota saat perayaan Iduladha.
Seluruh aktivitas dan mobilitas masyarakat di Jatim akan dibatasi. Baik perjalanan ke madura, ke Malang, atau ke Surabaya. Pengetatan pembatasan itu, dia tegaskan berlaku sama.
“Artinya, mobilitas masyarakat, aktivitas masyarakat, betul-betul akan kami batasi. Bukan madura saja, tapi secara keseluruhan di Jawa Timur,” kata Latif.
Untuk itu, Latif bilang, perlu peran serta seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, juga tokoh pemuda untuk mengajak keluarganya menunda mudik Iduladha.
Dalam waktu yang bersamaan dengan pengetatan, Polda bersama jajaran terkait seperti TNI, Satpol-PP, juga Dinas Perhubungan akan melakukan sosialisasi bersama elemen masyarakat.
“Tentunya kita sama-sama bisa menahan diri dengan situasi sekarang. Mungkin kalau situasi biasa tradisi ini baik dan sudah jadi budaya, khususnya bagi warga Madura. Tapi di tengah situasi ini, ya, dengan sangat kami memohon agar masyarakat menunda dulu,” ujarnya.
Dirlantas Polda Jatim itu menegaskan, apa yang dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri itu bukan untuk menghambat tradisi yang sudah berjalan. Tapi untuk menjaga keselamatan bersama.(den)