Sabtu, 23 November 2024

Apabila Terbukti, Kerangka di Situs Kumitir Berikan Informasi Manusia Era Klasik Majapahit

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Dr. Phil. Toetik Koesbardiati pakar Antropologi Forensik Universitas Airlangga (Unair). Foto: Unair

Dr. Phil. Toetik Koesbardiati pakar Antropologi Forensik Universitas Airlangga (Unair) menyebutkan, satu dari tiga temuan kerangka di Situs Kumitir, Mojokerto relatif utuh secara struktur.

“Kondisinya memang sudah remuk di beberapa tempat. Namun struktur rangka dari tengkorak hingga kaki masih lengkap. Begitu pula bagian rusuk, tulang belakang, dan lengan,” ungkap dosen Antropologi Forensik Ragawi FISIP Unair yang turut tergabung dalam penelitian bersama tim Ekskavasi BPCB Jatim tersebut, melalui siaran pers, Selasa (23/3/2021).

Dilihat dari pelvis dan tengkoraknya, kerangka tersebut diidentifikasi berjenis kelamin perempuan dengan estimasi umur 20-30 tahun dan tinggi badan 141-153 cm.

Dr. Toetik yang tergabung dalam upaya eskavasi sejak Selasa (9/3/2021) pun telah mengambil sampel bagian tulang telinga dan tulang tangan untuk diidentifikasi.

Posisi kerangka perempuan itu pun cukup unik karena berposisi tengkurap. Oleh karena itu, analisis arkeotanatologi untuk mengetahui alasan posisi rangka tengkurap pun akan segera dilakukan apabila semua rangka telah terekspos dan data penggalian telah dilengkapi.

Begitu pula dengan penentuan usia kerangka untuk mengetahui apakah kerangka tersebut berhubungan dengan era Majapahit ataukah kerangka manusia modern yang dikubur di sana.

Hal tersebut perlu dilakukan lantaran tepat di sebelah timur lokasi penemuan kerangka adalah tempat pemakaman umum Dusun Bendo.

“Makanya kami perlu melakukan dating atau penanggalan untuk mengetahui secara pasti umur atau pada masa apa sisa rangka manusia ini pernah hidup,” imbuhnya.

Temuan kerangka di Situs Kumitir, Mojokerto. Foto: Unair

Apabila kerangka tersebut berasal dari era Majapahit, Dr. Toetik sendiri meyakini bahwa temuan ini akan sangar berharga bagi informasi manusia era klasik Majapahit yang masih jarang ditemui. Terlebih apabila analisis DNA telah didapat, peneliti dapat mengetahui afiliasi populasi dari kerangka tersebut.

“Kalaupun bukan dari era Majapahit, artinya masih manusia dari era modern, tetap saja temuan sisa rangka manusia ini bermakna untuk diteliti sepanjang tidak melanggar kode etik dan budaya lokal,” papar Dr. Toetik.

Selain berpotensi menjadi temuan penting manusia era klasik Indonesia, kerangka ini pun juga dapat dijadikan media pendidikan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan.

Dr. Toetik bergabung dalam penelitian ini usai dihubungi pimpinan tim ekskavasi BPCB Jatim yang memberikan foto bagian tulang yang menyembul di galian situs. Situs Kumitir sendiri adalah cagar budaya yang diduga sebagai istana Bhre Wengker di Kompleks Kotaraja Majapahit.

Ketiga kerangka manusia ditemukan selama ekskavasi tahap ketiga yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di area sebelah barat tempat pemakaman umum Dusun Bendo, Desa Kumitir. Rangka manusia itu pun ditemukan saat mengangkat tanah di kedalaman 60 cm pada sektor C Situs Kumitir, Mojokerto pada Rabu (3/3/2020) lalu.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs