Mengantisipasi perkiraan terjadinya rob dan gelombang tinggi di pesisir Surabaya, Rabu (27/1/2021) nelayan Kenjeran sementara pilih tidak melaut.
Ketinggian gelombang sejatinya adalah hal biasa bagi para nelayan, yang sehari-hari pekerjaannya berhadapan langsung dengan keganasan laut.
“Tapi kalau memang tinggi sekali dan membahayakan, ya pilih sementara tidak melaut. Karena pekerjaan kami memang di laut. Kalau tidak melaut berarti tidak dapat penghasilan, ” kata M. Ikhsan Ketua Paguyuban Nelayan Bintang Sejahtera Kenjeran, Rabu (27/1/2021).
Beberapa waktu yang lalu, lanjut Ikhsan gelombang tinggi ditambah hujan dan angin kencang terjadi di sepanjang pesisir Surabaya. Termasuk di kawasan Pantai Kenjeran. Karena terjadi pada malam menjelang dini hari, para nelayan ada yang tidak sempat menambatkan perahu dengan kuat.
“Ada perahu kita yang sampek pecah. Tidak bisa dipakai lagi. Musti diperbaiki. Ada juga yang cuma kemasukan air, itu bisa langsung diatasi. Karena itu memang tetap harus diwaspadai. Kondisi laut kadang juga cepat berubah, ” ujar Ikhsan.
Sampai hari ini, tambah Ikhsan nelayan memang mengandalkan pantauan alam. Karena itu juga bagian dari keterampilan nelayan membaca kondisi laut. Tetapi nelayan juga tetap memantau informasi dari prakiraan cuaca melalui siaran radio maupun media lainnya.
“Kami tetap memantau kondisi laut dengan kemampuan alam. Misalnya kalau angin kencang dari timur, sebaiknya melaut di wilayah mana. Tapi kami juga memantau perkiraan cuaca dari radio, koran atau tv. Jangan sampai lupa, ” tegas Ikhsan.
Karena itu, sementara ini sesuai prakiraan cuaca yang diinformasikan terkait rob dan ketinggian gelombang, nelayan sementara pilih tidak melaut dan mengerjakan aktivitas di daratan.
“Bersih-bersih perahu, memperbaiki mesin perahu. Kalau prei tidak melaut yaa berarti tidak ada penghasilan. Mudah-mudahan segera normal lagi, supaya bisa melaut lagi, ” pungkas Ikhsan. (tok