Jumat, 22 November 2024

Anis Matta: Indonesia Sudah Lampu Kuning

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Anis Matta Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Foto: Faiz/dok.suarasurabaya.net

Anis Matta Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menegaskan, krisis akibat pandemi Covid-19 memasuki rute ketiga, yakni tahapan krisis sosial.

Kalau pemerintah tidak tanggap, kata Anis, maka krisis sosial akan berlanjut menjadi krisis politik.

“Tanda-tandanya menunjukkan bahwa kita ada di lampu kuning. Pandemi sudah menyebabkan krisis ekonomi, dan sekarang berlanjut pada krisis sosial. Kita harus berhati-hati membaca tanda-tanda ini, tanpa bermaksud saling menyalahkan, karena pada akhirnya merupakan tantangan bagi kita semuanya sebagai bangsa,” katanya, Jumat (30/7/2021).

Menurut Anis, suasana jiwa masyarakat (public mood) saat ini diliputi kesedihan, ketakutan, kemarahan dan frustasi.

Kondisi itu bisa saja berbuah pada ledakan sosial dan krisis politik, apabila tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah.

Di samping itu, vaksinasi ternyata tidak mampu mencegah munculnya varian baru. Vaksin masih kalah kuat dari varian baru yang terus bermunculan, sehingga masih dibutuhkan beberapa kali vaksin lagi.

“Ini menyangkut daya tahan fiskal dan kapasitas pemerintah. Pandemi menyedot anggaran sedemikian rupa, sementara pada waktu yang sama menutup sebagian besar sumber pendapatan pemerintah,” ujarnya.

Situasi saat ini, lanjut Anis, menjadi ujian dan tantangan yang sulit bagi pemerintah. Apalagi jika melihat tanda-tanda, krisis terlihat akan semakin membesar.

“Pertanyaan yang sulit dijawab, berapa lama pemerintah bisa bertahan dalam situasi seperti ini? Daya tahan fiskal pemerintah apakah mampu mengatasi persoalan ini? Karena krisis akan jauh lebih besar dari yang diperkirakan,” kata dia.

Sebelumnya, dr. Tifauzia Tyassuma Clinical Epidemiolog Ahlina Institute memprediksi pandemi tidak akan selesai pada 2022, karena virus Corona terus bermutasi dan membentuk varian-varian baru, termasuk varian lokal Indonesia.

“Siap-siap saja pandemi ini akan berjalan lama, sedikitnya butuh waktu antara 3-5 tahun lagi. Artinya ketika masih Pilpres, pandemi masih ada dengan asumsi terjadi mutasi-mutasi dan pemerintah belum ada solusi pengendalian sama sekali,” ujar Tifa.

Untuk mencegah penularan, kata Tifa, pemerintah harus mulai melibatkan Civil Society atau masyarakat secara langsung, karena masyarakat Indonesia pada dasarnya pintar dan patuh. Bukannya mengeluarkan kebijakan-kebijakan bernada ancaman.

“Sekarang ini kebijakan yang dibuat selalu mengedepankan ancaman-ancaman. Bukan waktunya lagi seperti itu. Masyarakat kita pintar-pintar dan nurut kok sebenarnya. Rekrut mereka, kasih bekal cara pencegahan Covid-19, sehingga mereka ikut bergerak, berani menegur orang-orang yang tidak bermasker dan tidak menjalankan 3 M, itu yang penting,” tegasnya.

Dia mengatakan bahwa situasi sekarang sudah memasuki krisis sosial dan di khawatirkan akan terjadi chaos (kerusuhan) di masyarakat.

“Ini yang paling kita khawatirkan, kita mesti bersama-sama segera bahu-membahu untuk mencegah, jangan sampai krisis sosial ini menjadi chaos,” kata Tifa.(faz/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs