Dokter Windhu Purnomo Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya merekomendasikan agar pemerintah daerah kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah meluasnya penyebaran varian baru Covid-19 di Jawa Timur.
Seperti diketahui pada Senin (14/6/2021) kemarin, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengumumkan laporan dari Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) yang mendapati tiga kasus virus varian baru strain India, yakni B.1617.2 atau varian Delta.
Menurut Windhu, pemerintah harus melakukan PSBB, mengingat kasus yang terjadi di Jawa Timur saat ini sudah mengalami lonjakan yang cukup signifikan diduga akibat virus varian baru itu.
“Lakukan PSBB, tidak cukup PPKM Mikro. Seperti yang pernah dialami tahun lalu,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (15/6/2021).
Dia menguraikan sarannya secara lebih detail. Pemerintah, menurutnya, perlu melakukan PSBB di wilayah yang sedang ‘terbakar.’ Salah satunya di Bangkalan.
“Jangan ada perjalanan keluar masuk dari Bangkalan. Yang boleh melintas hanya sektor esensial seperti ambulans, petugas, dan logistik. Sedangkan di dalam wilayah tinggal di rumah selama dua minggu. Dari situ nanti di evaluasi,” kata Windhu.
Sedangkan untuk masyarakat umum di Jawa Timur, Windhu berharap agar mereka segera berpindah haluan. Dari sebelumnya abai terhadap saran dan imbauan pemerintah menjadi masyarakat yang memahami risiko dan tidak termakan berita-berita hoaks.
Apapun varian terbaru yang ditemukan, baru atau lama, kata Windhu, pencegahannya tetap sama. Antara lain penerapan protokol kesehatan secara lengkap. Jangan sampai menulari. Karena menurutnya kalau sampai terjadi penularan, penyebarannya akan semakin meluas.
Dia juga mengatakan, varian Delta ini jauh lebih berbahaya dibandingkan varian virus Covid-19 lainnya yang sudah ditemukan di Indonesia. Mulai dari varian Inggris (Alpha), Afrika Selatan (Beta), dan B 1.5.2.5, karena tingkat penularannya lebih tinggi yaitu mencapi 98 persen dibanding varian orisinil.
“Karakteristik Delta lebih menular daripada Alpha. Padahal Alpha 70 persen lebih menular daripada varian original. Ini (varian delta,red) 40 persen lebih menular dari varian Alpha. Artinya kalau dibandingkan varian original, Delta ini 98 persen lebih menular daripada varian original,” ujarnya.
Windhu menjelaskan lebih lanjut, tingkat penularan (R0) varian original (SARS CoV-2) virus Covid-19 di Indonesia bisa menulari hingga empat orang. Namun varian Delta dengan kemampuan sebesar 98 persen atau hampir dua kali lipatnya bisa menjangkiti hingga 7-8 orang.
“Kecepatan replikasinya lebih cepat daripada varian asli,” katanya.(dfn/den)