Sabtu, 23 November 2024

Ada Kasus Penipuan Modus Donor Plasma Konvalesen, Polda Jatim Lakukan Pengawasan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan

Polda Jawa Timur melalui Direktorat Kriminal Khusus tengah mengawasi modus penipuan donor plasma konvalesen. Penipuan semakin sering terjadi saat kebutuhan plasma konvalesen kian meningkat bersamaan penambahan jumlah kasus positif Covid-19 yang masih tinggi.

Kombes Pol Farman Dirreskrimsus Polda Jatim mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan melalui media sosial. Pengawasan ini dilakukan lewat patroli cyber.

“Kami dari Ditreskrimsus Polda Jatim akan mengawasi modus penipuan ini. Salah satunya dengan melakukan patroli cyber di media sosial,” kata Farman, Kamis (29/7/2021) dilansir dari situs Kominfo Jatim.

Biasanya, para keluarga pasien Covid-19 yang membutuhkan plasma konvalesen, kerap membuat pengumuman jika butuh pendonor dengan sejumlah kualifikasi. Pengumuman ini disebarkan melalui media sosial atau sejumlah grup hingga status di aplikasi perpesanan. Di dalam pengumuman juga ditulis nomor keluarga pasien yang bisa dihubungi.

“Nomor keluarga pasien (yang tersebar di medsos) ini yang biasanya dihubungi oleh penipu. Penipu ini memanfaatkan nomor keluarga ini melalui medsos, mengontaknya dan menawarkan plasma konvalesen,” ungkapnya.

Untuk itu, Farman berharap masyarakat bisa aktif melaporkan ke polisi jika menemui modus penipuan ini. Farman juga meminta masyarakat tak mudah percaya jika ada pihak yang hendak membantu mendonorkan plasma konvalesen, namun meminta sejumlah uang dengan jumlah fantastis.

“Imbauannya masyarakat harus hati-hati jika ada pendonor yang meminta sejumlah uang dan laporkan jika menemui modus penipuan ini,” pesan Farman.

PMI Jatim menerima laporan penipuan plasma konvalesen di Sidoarjo. Orang yang membutuhkan plasma konvalesen diminta untuk mentransfer sejumlah uang. Namun setelah uang dikirim, pendonor pun tak kunjung hadir.

Edi Purwinarto Sekretaris PMI Jatim berpesan kepada masyarakat yang membutuhkan plasma konvalesen untuk langsung berhubungan dengan UDD PMI.

“Jangan langsung berhubungan dengan calon pendonor,” imbaunya.

“Mohon maaf, terakhir ini ada informasi ternyata menjadi ajang bisnis. Inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan. Bahkan ada terjadi yang kita terima, ada penipuan sudah ditransfer terus kemudian pendonor tidak ada. Saya berharap pada masyarakat yang membutuhkan melalui RS terus ke UDD, biar aman,” kata Edi.

Edi juga mengaku menerima pesan berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen. Harga yang ditawarkan pun fantastis, yaitu Rp 20 juta.

Modus penipuan terkait plasma konvalesen, Edi mengatakan, biasanya penipu memanfaatkan sosmed. Sebab, saat ini banyak yang membutuhkan plasma konvalesen bercerita di sosmed. Itu pun menjadi peluang untuk penipu.

“Ya itu, penipuan pendonor setelah ditransfer ternyata ga ada pendonornya. Itu lewat sosmed. Sekarang kan banyak di sosmed, bagi yang membutuhkan darah supaya menghubungi pendonor namanya ini. Lah ini oleh pihak tidak bertanggung jawab dimanfaatkan menjadi modus penipuan,” jelasnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs