Sebanyak 288 ribu orang atau 10,98 persen dari penduduk Kabupaten Sidoarjo terdata sebagai pengangguran akibat pandemi Covid-19. Demikian kata Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo, Kamis (27/5/2021).
“Sidoarjo dengan adanya pandemi menjadi salah satu daerah tertinggi terimbas Covid, sehingga ada penambahan sekitar 135 ribu pengangguran baru, asalnya hanya 4,72 persen jadi 10,98 persen,” katanya.
Dia sampaikan itu dalam sambutan sebelum membuka pelatihan Barista di kantor Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Menurutnya, pelatihan keterampilan kerja seperti itu menjadi solusi untuk atasi pengangguran.
Bupati yang akrab disapa Gus Muhdlor itu bilang, bekerja bukan hanya identik dengan memakai sepatu pantofel atau berpakaian rapi, tapi bisa dimulai dengan menekuni dan melihat peluang dari hobi.
Alumnus Unair itu melihat banyak pemuda yang hobi nongkrong di warung-warung kopi. Dia berharap para pemuda ini menjadi produktif dengan mengikuti pelatihan Barista atau peracik kopi profesional.
“Terutama yang muda-muda ini biasanya ke Warkop (warung kopi), sehingga saya harapkan kalau bisa diubah, bukan hanya konsumtif tapi justru bisa menjadi produktif,” katanya.
Pada kesempatan itu Gus Muhdlor juga mewanti-wanti para peserta pelatihan untuk serius mengikuti setiap materi dan praktik. Sebab, pelatihan seperti itu memakai anggaran daerah yang tidak sedikit.
Dia khawatir, para peserta pelatihan ini mengikutinya dengan seenaknya. Tidak menyimak materi dalam pelatihan yang diberikan, tapi hanya ingin mengambil uang saku pelatihan saja.
“Pelatihan ini arahnya untuk meningkatkan kapabilitas, upgrading diri sampeyan. Ingat, orang itu lebih bernilai ketika mempunyai skill yang tidak dimiliki orang lain, tidak semua orang bisa jadi Barista,” ujarnya.
Gus Muhdlor mengatakan, di masa yang akan datang program pelatihan akan menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat setempat yang memang berbeda-beda.
Pemkab Sidoarjo akan memberikan pelatihan sesuai usulan masyarakat. Bersamaan pelatihan itu, Pemkab Sidoarjo juga berencana memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan para peserta.
“Kami (Pemkab) berkomitmen juga, mungkin tahun depan pelatihan itu bisa sekaligus memberikan barangnya, jadi di rumah bisa produksi, walaupun tidak semua, misalnya untuk yang juara 1-5 dapat alatnya,” ujarnya.
Sementara itu, Fenny Apridawati Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo mengakui, angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Dia berharap pelatihan yang sudah dimulai sejak awal 2021 lalu itu mampu mengurangi angka pengangguran. “Ini untuk mewujudkan visi dan misi bupati menciptakan 100 ribu lapangan kerja baru,” katanya.
Fenny berharap seluruh peserta pelatihan lulus uji kompetensi. Supaya lulus, dia berharap seluruh peserta benar-benar memperhatikan seluruh materi pelatihan dan bersungguh-sungguh.
Pelatihan barista itu digelar selama 8 hari dilanjutkan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi atau lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang menurut Fenny biayanya cukup mahal.
“Rata-rata per orang biayanya tidak sedikit, antara Rp1,5 juta sampai Rp3 juta. Karena itu kami mohon peserta pelatihan benar-benar bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini,” ujarnya.(den/iss)