Dies Natalis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Communication Photograpy Club (Ciphoc) ke 27 Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Selasa (10/3/2020) gelar pameran foto hasil dari workshop Fotogram yang sudah digelar sebelumnya.
Menghadirkan Oky Abdul Saleh sebagai pemateri, workshop diikuti sejumlah mahasiswa, pelajar beberapa sekolah dan mahasiswa di Kota Surabaya yang ingin mengetahui proses Fotogram dalam rangka menggairahkan fotografi.
“Fotografi sering disebut juga melukis cahaya. Dan Fotogram ini merupakan satu diantara teknik memproduksi atau membuat foto tanpa menggunakan kamera. Cukup melukiskan atau menuangkan ide diatas kertas foto atau negatif paper dalam kamar gelap,” terang Oky Abdul Saleh.
Proses pembuatan Fotogram, dijelaskan Oky sangat mudah dan cepat dibuat. Pilih sebuah benda kemudian diletakkan diatas negatif paper yang siap di enlarge atau alat pembakar. “Dan pada bagian halus dari negatif paper itulah yang dilukis,” ujar Oky.
Selanjutnya, membuka cahaya filter warna merah dari enlarge untuk proses pembakaran hingga tiga detik dan menutup kembali.
“Kemudian dikembangkan dalam cairan pengambang. Setelah itu dihentikan dengan cairan cukak dan air. Untuk mengunci supaya gambar tidak tergores kertas diakhiri dengan cairan fixer. Itu intinya,” tambah Oky.
Dengan proses itu, sejumlah karya dihasilkan dan sampai Jumat (13/3/2020) dipamerkan di kampus Unitomo sebagai bagian dari Dies Natalis ke 27 Chipoc, dan dapat disaksikan oleh masyarakat umum.
Natasya Maria Rosa Komaling ketua pelaksana workshop menambahkan bahwa selain workshop Fotogram, nantinya peserta juga akan diajak mencoba fotografi alternatif Kamera Lubang Jarum, Scretching, serta memotret menggunakan kamera analog.
“Karya peserta workshop Fotogram kami pamerkan di kampus Unitomo. Dan peserta workshop juga akan kami ajak mencoba Kamera Lubang Jarum, teknik Scretching dan mencoba menggunakan kamera analog,” kata Natasya, Selasa (10/3/2020).
Ditambahkan Natasya bahwa workshop fotografi altenatif sengaja digelar disaat penggunaan kamera digital lebih banyak dipakai dan dipilih generasi milenial saat ini.
“Kami memang konsisten dan komitmen dengan fotografi alternatif karena saat ini membanjir penggunaan kamera digital. Kami juga ingin menyampaikan pada masyarakat khususnya generasi millenial bahwa fotografi itu luas dan sangat unik, dan butuh skill khusus,” pungkas Natasya.(tok/ipg)