Usia tak jadi penghalang seseorang yang punya semangat belajar sebagai mahasiswa dan meraih gelar sarjana. Itu dibuktikan Ary Sunantiyo, 52 tahun dan Halimah, 44 tahun. Keduanya diwisuda dalam wisuda sarjana ke 49 – 50 dan magister ke 37 – 38, Universitas Narotama, Surabaya, Sabtu (24/10/2020).
Ary Sunantiyo yang sudah berusia 52 tahun dinyatakan lulus dari Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik, sedangkan Halimah yang sudah berusia 44 tahun merupakan wisudawan terbaik dari Program Studi S1 PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Di usia mereka yang sudah tidak lagi muda, semangat Ary Sunantiyo dan Halimah justru tetap membara untuk menempuh pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaan mereka. Ary Sunantiyo yang bekerja di bidang Planning and Development Universitas Kristen Petra itu mengatakan ia sangat senang karena masih diberi kesempatan untuk belajar di usianya yang sudah 52 tahun.
“Justru menurut saya ketika belajar di usia yang sudah sekian ini, saya jadi tidak hanya menyerap materi perkuliahan tapi juga bisa membagikan apa yang sudah saya miliki pada teman-teman sesama mahasiswa. Sehingga kami bisa sama-sama belajar. Saya membagikan pengalamannya pada mereka, mereka membagikan ilmu yang lebih mereka pahami pada saya,” terang Ary sapaan Ary Sunantiyo.
Ketika ditanya apakah pernah merasa malu atau gengsi karena baru menempuh studi S1 di usia 52 tahun, Ary langsung menggelengkan kepalanya. “Saya sama sekali tidak malu atau gengsi. Malah saya bersemangat dan bersyukur karena masih punya kesempatan untuk menempuh S1. Saya malah mengajak anak saya yang juga sedang berkuliah untuk sama-sama lulus tahun ini. Dan itu benar-benar terjadi,” tambah Ary.
Senada dengan Ary, semangat itu juga terpancar dari diri Halimah karena dirinya merasa bersyukur masih diberikan kesempatan untuk berkuliah di usianya yang sudah tidak lagi muda.
Ibu dua anak itu hingga tak kuasa menahan haru karena dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik meskipun ia merasa teman-teman mahasiswa yang usianya jauh lebih muda darinya masih lebih pintar dari dirinya.
“Saya ini hanya lulusan Kejar Paket C yang tidak pernah mengira akan bisa berkuliah. Tapi karena saya merasa membutuhkan ilmu untuk semakin meningkatkan kualitas pengajaran saya pada anak-anak PAUD dan TK yang saya ajar, sehingga saya bersemangat untuk kuliah,” terang wanita yang akrab disapa Ima itu.
Ima menambahkan, dosen-dosen di PG PAUD Universitas Narotama juga sangat bersahabat sehingga Ima merasa nyaman selama berkuliah. “Tidak jarang saya berkonsultasi dengan Bu Andini (Dekan FKIP Universitas Narotama) atau dosen lain tentang murid-murid saya, bahkan tentang anak-anak saya sendiri. Dan dari Bu Andini lah saya belajar banyak mengenai bagaimana membaca sifat dan tingkah laku anak, serta bagaimana untuk menghadapinya. Ilmu ini jelas sangat berguna bagi saya yang langsung bisa menerapkannya di pekerjaan,” cerita Ima.
Universitas Narotama Surabaya mengukuhkan 497 orang lulusan dalam wisuda daring atau online yang merupakan penggabungan dari periode semester genap dan semester gasal 2019/2020. Wisuda ini juga dihadiri secara daring oleh Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA., Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jatim, yang memberikan semangat pada para wisudawan.
“Anda semua adalah generasi yang spesial karena diwisuda dalam keadaan yang istimewa dalam berbagai hal. Kalian dikukuhkan dalam wisuda daring yang sebelumnya belum pernah terjadi sebelum generasi ini. Selain itu kalian juga lulus dari Universitas Narotama yang termasuk dalam perguruan tinggi swasta terbaik di Jawa Timur dan Indonesia. Berbanggalah dan berbahagialah,” tutup Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA.(tok/iss)