Jumat, 22 November 2024

Unpad dan ITB Berkolaborasi Ciptakan Inovasi Alat Tes Covid-19

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

Kolaborasi para peneliti dari Univesitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) melahirkan kembali inovasi untuk penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Barat. Kedua alat tes tersebut adalah Rapid Test 2.0 dan Surface Plasmon Resonance (SPR).

M Ridwan Kamil atau Kang Emil Gubernur Jawa Barat di Bandung pada Kamis (14/5/2020) mengatakan, Jawa Barat yang melibatkan ilmuwan dan kampus dalam penanganan Covid-19, yang diinisiasi oleh Unpad dan ITB, berhasil memproduksi dua jenis alat tes di luar PCR dan rapid test.

“Yang pertama Rapid Test 2.0, kecepatannya sama seperti rapid test tapi akurasinya 80 persen,” katanya seperti yang dilansir Antara.

Ia mengatakan rapid test yang selama ini digunakan hanya mendeteksi keberadaan benda asing di dalam tubuh melalui antibody, namun tidak spesifik ke virus.

“Kalau yang Rapid Test 2.0 ini menggunakan antigen, jadi virusnya ketemu,” katanya.

Kang Emil mengatakan alat ini juga berbeda dengan rapid test normal, yang mana tidak menggunakan tes daerah namun swab test. Ini berbeda dibandingkan rapid test lain yang hanya mengetes benda asing di dalam antibody dan tidak spesifik ke virus.

“Jadi yang 2.0 ini menggunakan antigen, virusnya ketemu,” tuturnya.

Dia mengatakan alat ini rencananya akan diproduksi pada Juni mendatang sebanyak 5 ribu tes kit. Alat tes yang akan diproduksi Biotek di Jawa Barat ini selanjutnya akan diproduksi pada Juli sebanyak 50 ribu tes kit.

“Dan harganya lebih murah, maksimal Rp120.000-an, yang dulu Rp300.000,” tuturnya.

Penelitian Unpad dan ITB juga menghasilkan Surface Plasmon Resonance (SPR), sebuah alat tes PCR baru yang tidak memerlukan pemeriksaan di laboratorium, melainkan cukup di laptop dan power suplai seperti aki motor yang bisa menghasilkan delapan sampel.

“Itu bisa dibawa mobil, bisa mengetes di pasar, tempat pariwisata, dimanapun. Akurasinya sama seperti PCR, harganya Rp200 juta,” katanya.

Kang Emil menilai dua alat yang bisa berkontribusi penting dalam penanganan Covid-19 ini merupakan sumbangsih para ilmuwan yang melakukan bela negara melalui keilmuannya.

“Jadi inilah sumbangsih dari para ilmuwan yang bela negara melalui ilmunya.ada yang bela negara melalui perang Covid-19 melalui garis depan, itu dokter tenaga kesehatan ada yang bela negara dengan hartanya, ada yang dengan ilmunya. Saya mengapresiasi berterimakasih,” tuturnya.(ant/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs