Tiga dosen ITS menangi program hibah World Class Professor (WCP) 2020 gelaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Bukti ITS terus tingkatkan kompetensi.
Dari total 34 nama dosen di seluruh Indonesia yang dinyatakan lolos seleksi wawancara dan menjadi penerima program WCP tercantum pula tiga nama akademisi asal ITS, yang diumumkan oleh Dikti pada akhir Juli 2020 lalu.
Ketiga orang Dosen tersebut ialah Dr rer pol Dedy Dwi Prastyo MSi dari Departemen Statistika, Subchan SSi MSc PhD dari Departemen Matematika, dan Dr Umi Laili Yuhana SKom MSc dari Departemen Teknik Informatika.
Program WCP sendiri adalah sebuah program yang memberikan kesempatan bagi dosen dalam negeri untuk melakukan kolaborasi dan berjejaring dengan profesor kelas dunia. Profesor yang diundang akan melakukan visiting dan ditempatkan di perguruan tinggi di Indonesia, sedangkan pihak dalam negeri juga akan mengirim peneliti Indonesia ke instansi asal visiting professor. “Hal tersebut dilakukan selama kurun waktu maksimum November nanti,” terang Umi Laili Yuhana SKom MSc., satu di antara penerima program.
Perempuan yang akrab disapa Yuhana tersebut melanjutkan, dalam program ini dapat dilakukan beberapa kegiatan, yakni publikasi bersama di jurnal internasional yang memiliki indeks Q1 atau Q2 antar peneliti Indonesia dan WCP, menjalin kerja sama antar instansi WCP dan pengusul, melaksanakan kegiatan seminar atau workshop serta pembimbingan mahasiswa S3.
Dalam proposal pengajuannya yang bertajuk World Class Professor Program in Assessing Student Competency for Rudimentary Education due to Covid-19 Outbreak, Yuhana mengundang Profesor Wenny Rahayu dari La Trobe University, Melbourne, Australia.
Berelasi dengan profesor diaspora asal Indonesia tersebut, Yuhana berencana untuk mengadakan beberapa webinar dan workshop seputar Big Data dan tips seputar publikasi internasional serta riset bersama hingga mengadakan MoU antara ITS dengan La Trobe.
Dalam rancangan kegiatannya tersebut, dosen kelahiran 1979 ini melibatkan beberapa anggota dari Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) antara lain Prof Mauridhi Hery Purnomo, Dr Eko Mulyanto Yuniarno, Dr Siti Rochimah, Siska Arifiani SKom MKom, dan dua mahasiswa S3 Teknik Elektro dan seorang mahasiswa S3 Teknik Informatika.
Yuhana berharap kontribusinya dalam kegiatan ini akan dapat membawa ITS ke kancah dunia dan mewujudkan langkah ITS menjadi perguruan tinggi tingkat dunia. “Tahun ini kegiatan tetap dilaksanakan walaupun secara daring. Hal itu tentu dapat mengurangi risiko terpapar pandemi,” tutup Direktur Pengelolaan Teknologi dan Sistem Informasi ITS ini.
Nama lain yang lolos dalam program ini adalah Subchan MSc PhD. Beranggotakan Dr Dieky Adzkiya, Dr Tahiyatul Asfihani dan Hendro Nurhadi PhD, dosen asal Departemen Matematika ini mengundang Profesor Seungkeun Kim asal Chungnam National University, Korea.
Melalui proposal berjudul Quality Improvement of Publication and Internationalization through the World Class Professor Program, Subchan merancang program penguatan internasionalisasi dengan melakukan kolaborasi bersama Pusat Unggulan Ipteks (PUI), Perguruan Tinggi Mechatronics and Industrial Automation, Research Centre ITS. “Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi penulisan publikasi ilmiah, bimbingan dan workshop bersama,” ujar Subchan.
Lelaki yang juga menjabat Kepala Departemen Matematika ITS ini berharap proposalnya akan membawa manfaat dan melaju ke langkah berikutnya, meskipun seluruh kegiatan harus dilaksanakan melalui media daring.
Sama-sama menjadi pengusul kegiatan yang berhasil lolos dalam kompetisi hibah ini, melalui proposalnya yang berjudul Penguatan Riset dan Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi Bidang Analitika Data di ITS melalui Program WCP, Dr rer pol Dedy Dwi Prastyo, MSi mengundang Prof Dr Muhammad Hisyam Lee dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Beranggotakan Dr Suhartono MSc dari departemen yang sama, dosen Departemen Statistika ini akan mengadakan beberapa seminar dan workshop dengan target peserta dari bidang Statistika dan Analitika Data se Indonesia.
Adapun agenda lainnya yakni pembahasan publikasi ilmiah melalui diskusi dan Focus Group Discussion (FGD). “Karena adanya pandemi, semua kegiatan akan dilakukan melalui media daring,” papar dosen asal Pacitan ini.
Soal prestasinya tersebut, Dedy mengaku bersama tim bersyukur. Walaupun kegiatannya harus dilaksanakan melalui media daring, karena pandemi. Dedy berharap kegiatannya membawa manfaat yang sama besarnya. “Semoga dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan mencapai target ITS dalam internasionalisasi,” pungkas Dedy, Senin (10/8/2020).(tok/ipg)