Pemkab Gresik telah mengeluarkan surat keputusan bahwa wilayahnya termasuk dalam darurat bencana pandemi virus corona (Covid-19). Ini melihat jumlah orang dalam resiko (ODR), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Gresik cukup banyak.
Nadlif Plh Sekda Kabupaten Gresik yang juga sebagai Komandan Satgas Penanganan Bencana Non Alam dan Penanganan Percepatan Covid-19 mengatakan, sampai saat ini jumlah ODR sudah mencapai 500 orang. Sedangkan untuk ODP ada 20 orang dan 5 orang PDP saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kendati demikian, belum ada yang dinyatakan positif corona.
“Di Gresik ini banyak pekerja yang bekerja di luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Terutama di wilayah Bawean, itu banyak sekali. Sampai saat ini ODR sudah mencapai 500 orang, artinya mereka berisiko karena mereka dari luar. Kalau yang ODP masih dipantau di rumah masing-masing, untuk PDP sudah dirawat di rumah sakit,” kata Nadlif saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Senin (23/3/2020).
“Iya itu semuanya warga Gresik. Riwayatnya, ada yang kontak dari perusahaan, ada juga yang habis dari luar negeri, ” tambahnya.
Nadlif mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk penanganan Covid-19 itu. Salah satunya, menyiapkan rumah sakit rujukan, posko penanganan virus corona, dan call center. Beberapa rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan atau penanganan virus corona di antaranya, RSUD Ibnu Sina, RS Petrokimia, RS Semen Gresik, RS Muhammadiyah, dan RS Fatma Medika.
“Untuk poskonya ada di Kantor Pemda Gresik Lantai 1. Sedangkan call center masyarakat bisa menghubungi ke nomor 08121768460. InsyaAllah 24 jam,” ujanya.
Sama seperti daerah lainnya, Pemkab Gresik juga kerap melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah fasilitas umum. Seperti kantor-kantor, masjid, pasar, sekolah, rumah sakit, kapal, dan angkutan umum. Kemudian juga menyediakan masker, hand sanitizer di kantor-kantor, serta intens melakukan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah, lanjut dia, kini juga sementara diliburkan. Beberapa pegawai di lingkungan Pemkab Gresik, juga sudah mulai menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Itu menindaklanjuti surat edaran dari Menpan-RB. Selain itu, pengecekan suhu tubuh pegawai juga sudah diberlakukan di kantor-kantor.
“Kami sudah melakukan beberapa kegiatan, mulai dari awal kami sosialasi kepada sekolah. Dari SD sampai SMA, Kepala Desa, Camat, OPD atau perangkat lainnya, Kepala Puskesmas, Direktur RS baik negeri maupun swasta. Kebetulan yang waktu itu juga turut hadir dr Soedarsono spesialis paru dan Kepala Dinas Kesehatan Jatim,” kata dia.
“Setelah itu kami buat surat edaran kepada seluruh OPD, perusahaan hotel, resto, imbauan tentang pencegahan virus corona. Dilanjutkan dengan pembentukan tim realisasi cepat pencegahan virus. Kita sosialisasi sampai ke plosok desa, kampung, bersama dengan tiga pilar di seluruh kecamatan di Kapubaten Gresik,” jelasnya.
Pihaknya mengimbau, melihat perkembangan virus corona saat ini agar masyarakat tetap melakukan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Seperti rutin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, berolahraga, mengonsumsi buah dan sayur, menggunakan masker, menghindari berjabat tangan dengan orang, dan mengikuti anjuran pemerintah untuk jaga jarak (social distancing).
“Pak Bupati sudah mengeluarkan surat keputusan bahwa Gresik ini termasuk darurat bencana. Karena itu, kami berupaya menyiapkan segala sesuatu, mulai dari bahan, alat, obat untuk masyarakat menghindari penyebaran Covid -19 Ini,” pungkasnya. (ang/rst)