Jumat, 22 November 2024

Tanggapi Pernyataan Dr Joni, Fikser : Kita Berusaha Jangan Sampai Seperti Wuhan

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
M Fikser Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya. Foto : Istimewa

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menanggapi pernyataan Dokter Joni Wahyudi Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur yang menyebut, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan, Tiongkok jika penyebaran Covid-19 tidak ditangani secara sistematis.

Tanggapan tersebut disampaikan oleh M. Fikser Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya. Ia menyampaikan, saat ini Pemkot Surabaya tengah berjuang keras untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Jika dalam prosesnya memang terjadi penambahan kasus, hal itu dikatakannya karena pemkot menggelar rapid test dan swab secara masif dan massal di level bawah.

“Tentuya itu mempengaruhi hasil. Ya kita berusaha untuk tidak terjadi seperti di Wuhan. Siapa yang menginginkan itu. Saya yakin yang menyampaikan juga tidak menginginkan seperti itu,” kata Fikser, saat di temui seusai acara Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) di Gedung DPRD Kota Surabaya, Kamis (28/5/2020).

Fikser menjelaskan, sejak awal Pemkot Surabaya membuka diri dan menerima bantuan serta dukungan dari semua pihak. Ia pun berterima kasih atas bantuan dari pemerintah pusat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Inteligen Negara (BIN) yang bersedia memberikan bantuan untuk meminjamkan mobil laboratorium agar persoalan ini dapat segera teratasi.

“Kita terbuka selama ini menerima dukungan semua pihak. Kita berharap yang menyampaikan itu bisa bergabung di gugus tugas Surabaya. Untuk sama-sama kita melakukan penanganan itu,” tegasnya.

Selain itu, Kepala Dinas Kominfo ini menyampaikan sekitar 22 ribu lebih rapid test sudah dilakukan di berbagai wilayah di Kota Pahlawan. Dari angka itu, warga yang hasil rapidnya reaktif langsung dilakukan isolasi di hotel dan dipisahkan dengan anggota keluarganya sembari melakukan test swab sampai hasilnya keluar.

“Jika positif tapi kondisinya baik, maka kami rawat di Asrama Haji Sukolilo. Tetapi jika kondisi pasien mengalami keluhan maka kami rawat di rumah sakit,” katanya.

Fikser menegaskan, pemerintah kota juga menambah kapasitas ruangan di dua rumah sakit milik pemkot. Yakni RSUD dr Sowandhie berjumlah 40 dan RS Bhakti Darma Husada (BDH) sebanyak 100 orang.

“Ada juga RS Husada Utama dan RS Siloam yang siap menampung. Tentu kami sampaikan Terima kasih,” paparnya.

Pada kesempatan itu, ia juga berterima kasih kepada TNI dan Polri yang turut membantu pemerintah kota dalam menghadapi pandemi ini. Terutama saat di lapangan. Dari semua itu, ia juga menyebut bahwa saat ini masyarakat juga dilibatkan aktif melalui Kampung Wani Jogo Suroboyo.

“Mereka (warga) di dorong sebagai garda terdepan. Untuk melakukan pemutusan mata rantai dari level kampung dan saling bergotong royong menghentikan pandemi ini,” pungkasnya. (bas/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs