Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengatakan, tahun 2021, semua guru honorer berkesempatan mengikuti tes seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Menurut Nadiem, tidak ada pembatasan jumlah peserta seleksi. Semua guru baik yang mengabdi di sekolah negeri mau pun swasta bisa ikut seleksi.
Mendikbud bilang, proses seleksi akan dilakukan secara online. Tidak ada yang mendapat prioritas.
Semua guru honorer bisa mengikuti asal sesuai kriteria menjadi peserta, termasuk yang usianya sudah di atas 35 tahun.
“Jadi, tidak ada lagi prioritas. Siapa yang lebih duluan. Semuanya boleh mengambil tes, yang lulus boleh menjadi P3K,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Bahkan, Kemendikbud memberikan kesempatan tiga kali untuk guru honorer yang ikut seleksi. Jadi, kalau gagal di seleksi pertama, masih bisa mencoba dua kali lagi.
“Saya ubah pola pikirnya, sudah tidak ada dulu-duluan lagi. Semuanya bisa mengambil, pada 2021, bahkan bukan cuma sekali. Mereka bisa mengambil tes totalnya tiga kali mengambil, jadi kalau gagal, bisa mencoba lagi,” ungkapnya.
Supaya peluang kelulusan peserta seleksi lebih tinggi, Kemendikbud juga akan menyediakan pembelajaran online.
Kemendikbud, kata Nadiem, tidak akan menurunkan standar kelulusan tes P3K, untuk menjaga kualitas.
“Kami harus mempertahankan kualitas untuk kebaikan anak didik,” imbuhnya.
Mendikbud menegaskan, yang akan diangkat menjadi P3K sesuai jumlah yang lulus seleksi. Kalau seluruh peserta lulus tes, maka semuanya diangkat menjadi pegawai pemerintah.
“Perlu diingat masyarakat, ini bukan pengangkatan satu juta guru menjadi P3K. Ini adalah seleksi massal. Yang akan diangkat menjadi P3K adalah berapa yang lulus dari itu. Kalau yang lulus cuma 100 ribu, ya 100 ribu yang jadi. Kalau yang lulus 500 ribu, maka 500 ribu itu yang akan diangkat jadi P3K,” pungkasnya.(rid/dfn/ipg)