Hasil survei Pewarta Foto Indonesia (PFI) menunjukkan bahwa saat ini profesi pewarta atau wartawan foto ikut terdampak pandemi Covid-19.
Di tengah pandemi Covid-19, hampir semua jenis profesi dan bidang usaha terdampak. Demikian juga dengan profesi wartawan foto di berbagai media di Indonesia juga terdampak secara signifikan akibat pandemi ini.
Dari hasil survei Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pusat, tercatat sekitar 85,4 persen pekerja media khususnya wartawan foto terkena dampak ekonomi secara langsung, sebagai akibat terjadinya pandemi Covid-19 di negeri ini.
Survei yang diikuti sekurangnya 123 responden dari sejumlah kota di berbagai provinsi di Indonesia ini, menyebut bahwa ada 105 orang menyatakan dirinya dan perusahaan yang menaunginya merasakan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan survei itu juga tercatat bukan hanya karyawan yang berstatus kontrak atau pekerja lepas yang terkena imbas pandemi Covid-19, tetapi wartawan foto yang memiliki status sebagai karyawan tetap justru menjadi bagian yang paling banyak terkena dampak secara ekonomi dari pandemi Covid-19 tersebut.
64,2% karyawan yang berstatus tetap menjawab “Iya”, kemudian disusul pewarta foto lepas sebanyak 16,3%, lalu ada pewarta foto dengan status kontrak sebanyak 15,4%, dan sisanya sebanyak 4,1%.
Dalam survei tersebut juga ditemukan data, 1 orang pewarta foto terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh kantornya, lalu ada 2 orang yang sudah dirumahkan tanpa gaji, kemudian ada pula 13 orang yang gajinya dipotong mulai dari 10% hingga 50%.
Selain itu, sisa responden menjabarkan dampak ekonomi yang mereka rasakan lainnya adalah penghapusan dan pemotongan jumlah Tunjangan Hari Raya (THR), penghapusan variable lain diluar gaji (tunjangan jabatan, uang makan, transportasi, asuransi, dan lainnya), peniadaan bonus tahunan, dan juga ada pula yang mengalami keterlambatan pembayaran gaji bulanan.
Selain pekerja kantoran, pewarto foto lepas juga turut merasakan dampak ekonomi ini. Sejumlah responden menjawab bahwa mereka mendapatkan keterlambatan dalam pembayaran jasa fotografi dan penundaan penugasan.
Di samping itu, pada masa pandemi ini, responden pewarta foto lepas lain turut menjawab bahwa saat ini susah sekali untuk mengirimkan karya-karya fotografinya, dikarenakan perusahaan yang menerima foto-foto itu juga sedang melakukan efisiensi keuangan, bahkan ada yang sudah memutuskan hubungan dengan para kontributornya.
Reno Esnir Ketua PFI Pusat menanggapi hasil survei ini meminta kepada seluruh perusahaan pers untuk sebisa mungkin memenuhi hak-hak jurnalis foto. Ia juga berjanji akan membawa hasil survei ini ke Dewan Pers sebagai bahan pertimbangan rancangan pemberian stimulus kepada awak media dan perusahaan pers.
“PFI Pusat akan mengawal dan memperjuangkan nasib teman-teman pewarta foto selama masa pandemi ini. Selain memberi himbauan kepada perusahaan pers, kami (PFI Pusat) juga sudah berkoordinasi secara internal, dan kami juga telah memberikan bantuan langsung kepada yang bersangkutan. Sementara ini PFI Pusat akan mengutamakan dulu teman-teman yang paling parah terkena dampak ekonomi pandemi Covid-19,” terang Reno Esnir.
Reno juga meminta agar perusahaan pers benar-benar memikirkan secara serius tentang nasib wartawannya, utamanya masalah kesehatan di tengah pandemi Covid-19. “Saya juga meminta supaya perusahaan pers membentuk tim khusus yang secara rutin memantau dan memperhatikan kawan-kawan wartawan yang masih harus ke lapangan,” tambah Reno.
Ahmad Zaimul Haq wartawan foto koran pagi Surya menyampaikan bahwa sejak awal pandemi Covid-19 di Surabaya, mengaku beruntung lantaran manajemen perusahaannya tidak sampai melakukan pemotongan gaji maupun keterlambatan pembayaran gaji.
“Alhamdulillah. Sejak awal pandemi Covid-19 hingga hari ini, kami tidak mengalami keterlambatan pembayaran gaji. Juga tidak ada pemotongan gaji, termasuk untuk tunjangan hari raya juga sudah dibayarkan. Alhamdulillah karena sampai hari ini juga masih bisa bertugas di lapangan,” ujar Zaimul.
Ditanya harapannya terkait dengan tugas para wartawan foto di tengah pandemi Covid-19 ini, laki-laki berambut keriting itu mengingatkan kepada sesama rekan kerjanya di lapangan agar tetap menjaga kesehatan dan tidak lupa dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
“Buat kawan-kawan di lapangan, karena sampai hari ini kita semua masih bertugas di lapangan, tetap jaga kondisi, jaga kesehatan, dan yang juga tidak kalah penting adalah tetap mematuhi protokol kesehatan,” tegas Zaimul, Sabtu (6/6/2020).(tok/iss)